SOLOPOS.COM - Rembesan air dari kios pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro masih tampak di beberapa tempat, Selasa (27/12/2016). Beberapa berasal dari air bekas cucian piring. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Berbagai jenis objek wisata yang ada di DIY belum mampu membuat wisatawan asing datang berkali-kali ke bumi Mataram

Harianjogja.com, JOGJA –-Berbagai jenis objek wisata yang ada di DIY belum mampu membuat wisatawan asing datang berkali-kali ke bumi Mataram. Kebanyakan diantara mereka adalah pelancong yang baru pertama kali ke DIY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi saat ditemui di Hotel Grand Zuri, Jalan Mangkubumi, Jumat (22/9/2017).

Ia menjabarkan pada tahun 2016, wisatawan asing yang berkunjung ke DIY sebanyak 355.313 orang. Angka ini didapatkan dari jumlah wisatawan yang menginap di hotel.

“Setelah dilakukan pendalaman lewat penelitian, ternyata 94 persen diantaranya adalah first timer atau pengunjung yang baru pertama kali berkunjung. Mereka baru pertama kali mendapat informasi mengenai DIY,” kata Imam kepada para wartawan.

Padahal ia mengatakan, tahun 2015 jumlah wisatawan asing yang menginap di DIY ada sebanyak 200.000-an orang. Karena itu ia menyatakan objek wisata yang ada belum mampu membuat wisatawan asing menjadi repeater yang mendatangi DIY berkali-kali.

Imam mengakui, hal tersebut disebabkan karena masih lemahnya promosi DIY di dunia internasional. Ia membandingkan DIY dan DKI Jakarta. Menurutnya, DKI Jakarta selama ini telah melakukan promosi yang luar biasa.

“DKI Jakarta promosinya sudah sampai ITB [Internationale Tourismus Borse] Berlin, Jerman. Maka tidak heran mereka lebih dikenal daripada DIY. Kesempatan promosi bagi kami sangat kurang,” jelasnya.

Ia mengaku khawatir jika promosi tidak mulai digalakkan, maka DIY tetap akan menjadi pilihan kedua bagi wisatawan asing, setelah Bali dan DKI Jakarta. Ia mengatakan tanpa promosi yang baik, ia takut pembangunan New Yogyakarta International Airport pun tetap tidak akan berdampak maksimal.

Kurangnya kesempatan dan dana promosi, kata Iman, mungkin memang disebabkan karena Pemerintah DIY saat ini tengah fokus untuk mengatasi masalah ketimpangan sosial, “Mungkin masih difokuskan untuk mengatasi ketimpangan, baru setelah itu selesai bisa fokus ke pariwisata.”

Selain kurangnya promosi, hal lain yang disinyalir sebagai penyebab kenapa wisatawan asing tidak datang berulang-ulang adalah kualitas objek wisata. Imam mengungkapkan, pelancong dari luar negeri butuh sesuatu yang ikonik. Sesuatu yang menghasilkan pengalaman luar biasa bagi mereka yang berkunjung.

Ia mengatakan objek wisata di DIY sampai saat ini belum mampu menjadi seperti itu. Karena itulah Imam berpendapat lebih baik mengembangkan sedikit destinasi wisata tapi punya keunikan dibanding mengembangkan di banyak tempat, namun tidak punya pembeda.

“Hal penting lain yang perlu ditekankan kepada masyarakat pariwisata di DIY adalah peningkatkan keramahtamahan dalam menyambut wisatawan. Contoh lah masyarakat Bali, tapi kita tidak perlu menjadi seperti Bali karena kita punya keunikan tersendiri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya