SOLOPOS.COM - Kandang orang utan di Taman Satwa WGM Wonogiri, Minggu (21/1/2018). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Orang utan penghuni taman satwa WGM Wonogiri, Jacko, untuk sementara tak boleh didekati pengunjung.

Solopos.com, WONOGIRI — Orang utan jantan di taman satwa Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri untuk sementara tak boleh didekati pengunjung setelah menyerang dan melukai petugas penjaga taman satwa tersebut, Sabtu (20/1/2018) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com di tempat wisata setempat, Minggu (21/1/2018), insiden orang utan mengamuk terjadi Sabtu pukul 08.00 WIB dan melukai tangan seorang petugas taman satwa, Tono, 56. Akibat kejadian itu Tono dirawat di RS Karima Utama, Kartasura, Sukoharjo.

Orang utan yang mengamuk berjenis kelamin jantan berusia lebih kurang 17 tahun bernama Jacko. Primata asal Kalimantan tersebut berada di kandang besi di bagian selatan taman satwa.

Pantauan Solopos.com di lokasi, sekeliling kandang Jacko diberi pembatas besi. Jarak antara pembatas dan kandang lebih kurang 1 meter. Kandang terdiri atas dua lapis. Lapis pertama besi berukuran cukup besar dan lapis kedua besi berukuran lebih kecil.

Celah kandang berukuran kecil. Satu celah hanya cukup untuk mengeluarkan satu jari orang utan. Di pagar pembatas terdapat papan kertas bertuliskan larangan pengunjung mendekati kandang atau memberi sesuatu kepada orang utan.

Kepala UPT Wisata WGM, Pardianto, kepada Solopos.com mengaku belum mengetahui secara pasti kronologi kejadian tersebut. Setelah mengecek kondisi kandang, Minggu pagi, dia pun bingung bagaimana Tono bisa dilukai saat sedang menyemprotkan air ke tubuh Jacko dari luar kandang.

Celah kandang berukuran kecil sehingga tangan orang tak bisa masuk kandang. Menurut dia, mustahil Tono masuk kandang karena semua petugas sudah mengetahui risikonya. “Pak Tono masih dirawat di rumah sakit, jadi kami belum bisa tanya lebih detail bagaimana kronologinya. Ini perlu pendalaman lebih lanjut,” kata Pardianto.

Menurut dia, Jacko agresif karena sedang berahi. Sejak menjadi koleksi Taman Satwa Wisata WGM sejak 2014 lalu, Jacko belum memiliki pasangan. Saat itu usianya 14 tahun. Sebelumnya Jacko merupakan peliharaan orang sejak kecil.

Menginjak remaja Jacko diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah karena kekuatannya kian besar. Kekuatan Jacko saat ini diperkirakan setara empat hingga enam kali orang dewasa.

Pengelola pernah mengajukan permohonan kepada BKSDA Jateng agar memberi orang utan betina untuk pasangan Jacko. BKSDA terus berupaya mencarikan pasangan, tetapi hingga sekarang belum membuahkan hasil.

Setelah peristiwa tersebut pengelola melapor ke BKSDA. Tindak lanjut akan dilakukan setelah BKSDA memberi keputusan. “Jacko biasanya enggak agresif. Setelah kejadian ini saya menempatkan petugas di kandang untuk memastikan tidak ada pengunjung yang mendekat,” imbuh Pardianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya