SOLOPOS.COM - Suasana Pantai Nampu, Paranggupito, yang dipenuhi pengunjung saat liburan. Para nelayan setempat selama ini dilarang sandar di pantai ini karena dinilai mengganggu wisatawan dan membuat kotor lingkungan. (JIBI/Solopos/Dok)

Wisata Wonogiri yang akan menciptakan desa wisata sulit terwujud lantaran terkendala masalah dana.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri kesulitan merealisasikan desa wisata yang direncanakan di 26 desa. Minimnya anggaran dan kesadaran masyarakat menjadi kendala utama mewujudkan program itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Suyat Setyawan, mengatakan di Wonogiri ada 251 desa. Sebagian besar desa punya potensi wisata.

“Tidak semua potensi di desa bisa dikembangkan menjadi objek wisata,” ujar Suyat saat ditemui Solopos.com seusai kegiatan pembinaan desa wisata di Aula Kantor Disbudparpora Wonogiri, Kamis (11/6/2015).

Dia mengatakan dari data Disbudparpora tahun ini ada 26 desa yang masuk rencana sebagai desa binaan menuju desa wisata. Desa itu di antaranya Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, dengan potensi wisata Pantai Nampu, Desa Karanglor (Manyaran) dengan potensi Umbul Naga, Desa Kepuhsari (Manyaran) dengan potensi wisata kampung wayang, dan lain-lain.

Dia mengaku didatangi banyak kepala desa (kades) yang meminta desa mereka dikembangkan jadi desa wisata. Namun, setelah disurvei ke lokasi, tidak semua desa berpotensi jadi desa wisata. Selain itu, minimnya anggaran membuat Pemkab tidak bisa merealisasikan keinginan semua desa.

“Tahun ini kami hanya mendapatkan dana Rp30 juta untuk program desa wisata. Dana itu sangat kecil dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp50 juta,” jelas dia.

Dia menargetkan setiap kecamatan ada desa wisata untuk mendorong kewirausahaan dan mengembangkan produk wisata desa. Selama ini pengelolaan wisata di Wonogiri belum bisa berjalan optimal.

“Kami berharap besar kepada pemerintah desa untuk membantu mengembangkan wisata di Wonogiri,” ujar Suyat.

Dia mengimbau pemerintah desa mencari sumber dana lain untuk mengembangkan desa wisata. Disbudparpora siap membantu pengajuan proposal ke Pemerintah Provinsi Jateng.

Kepala Disbudparpora Wonogiri, Sentot Sujarwoko, mengatakan selama ini kades hanya berpikir pendapatan asli desa (PADes) ketika program desa wisata dijalankan. Padahal, desa wisata ini arahnya bukan hanya PADes tapi multiplier effects seperti ke perekonomian masyarakat dan sebagainya.

“Kami tidak menargetkan berapa desa wisata yang harus dibentuk tahun ini. Yang jelas desa wisata itu dibentuk untuk memberikan manfaat bagi warga,” papar dia.

Sementara itu, Bendahara Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran, Saryanto, mengatakan potensi wisata di desanya adalah Umbul Naga. Pemasukan dari objek wisata itu mencapai Rp500.000/bulan.

“Terget utama kami bukan pendapatan tetapi bagaimana mengembangkan wisata itu supaya dapat menarik banyak wisatawan,” kata dia.

Dia menambahkan pengembangan wisata di desanya terkendala anggaran. Dia berharap Pemkab membantu agar Karanglor menjadi desa wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya