SOLOPOS.COM - Pintu masuk Camp Leakey (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi F. Yahya)

Menyusur Sungai Air Hitam (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi F. Yahya)

Matahari sudah tergelincir jauh dari atas ubun-ubun. Panas yang terik dan udara yang lembab mengundang keringat mengucur deras dan membuat basah polo hitam yang saya kenakan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Senyap yang sedari tadi hadir kini diselingi gumaman halus tak sabar. Di deretan bangku dari bilah kayu yang dibuat sederhana, duduk sekitar lebih dari duapuluhan wisatawan mancanegara.

Selebihnya berdiri sambil memegang kamera. Sementara itu, di hadapan mereka, di belakang pagar kayu, panggung berisi tumpukan pisang masih belum tersentuh.

Feeding atau pemberian pakan orangutan di Camp Leakey merupakan salah satu atraksi utama yang selalu ditunggu oleh penggemar wisata alam, yang kebanyakan berasal dari luar negeri.

Camp Leakey adalah pusat rehabilitasi dan riset orangutan berkelanjutan yang didirikan pada tahun 1971 dan salah satu dari tiga pusat rehabilitasi yang ada di Taman Nasional Tanjung Puting.

Selain Orangutan, Taman Nasional Tanjung Puting juga terkenal dengan Bekantan atau monyet Belanda, sejenis monyet yang pejantannya memiliki hidung besar panjang dan merupakan maskot Provinsi Kalimantan Selatan, monyet ekor panjang, dan lebih dari 220 jenis burung, terutama burung rangkong.

Untuk mencapai Camp Leakey, Anda bisa menyewa klotok, semacam perahu yang dilengkapi tempat tidur, dapur dan awak yang akan menemani dan menyiapkan kebutuhan Anda selama perjalanan.

Klotok akan membawa Anda dari Pelabuhan Kumai, sekitar 8 km dari Pangkalan Bun, menyusuri Sungai/Sei Sekonyer yang berair keruh kecoklatan menuju ke hulu yang perlahan berubah menjadi hitam pekat.

Selain Camp Leakey, Anda juga bisa mengunjungi dua pusat rehabilitasi lainnya, Pondok Tanggui dan Tanjung Harapan, berbaur dengan masyarakat di Desa Tanjung Harapan, juga mengunjungi Pesalat untuk melihat kegiatan reforestasi dan hutan kayu besi yang terkenal, dan tentunya sambil menghabiskan malam di atas klotok atau di Rimba Eco Lodge di tepi Sungai atau Sei Sekonyer.

Jakarta menuju Pangkalan Bun dapat dicapai dengan menggunakan pesawat dengan jarak tempuh kurang dari satu jam perjalanan. Trigana Air Service dan Kal Star Aviation adalah dua maskapai yang melayani penerbangan pagi langsung dari bandara international Soekarno Hatta ke Bandar Udara Iskandar di Pangkalan Bun, ibukota Kotawaringin Barat, dan penerbangan siang atau sore kembali dari Pangkalan Bun ke Jakarta. Pangkalan Bun juga dapat dicapai dengan penerbangan langsung dari Pontianak, Semarang, Surabaya dan Solo.

Pintu masuk Camp Leakey (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi F. Yahya)

Akhirnya, penantian kami, saya dan wisatawan, yang menunggu kegerahan terbayarkan siang itu. Seekor Orangutan betina datang sambil menggendong anaknya, menikmati buah suguhan, sebelum kemudian menggelayut menyingkir ke pohon lain, seekor pejantan muda, dan Tom, si raja Orangutan yang jarang muncul tapi terkenal sampai mancanegara juga menampakkan diri.

What a lucky day,” kata teman yang mengantar kami. Perjalanan balik ditutup dengan menikmati senja bersama kawanan Bekantan yang bertengger di cabang-cabang pohon tinggi di sepanjang Sungai atau Sei Sekonyer. Indeed, what a lucky day!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya