SOLOPOS.COM - Salah satu sudut Masjid Cheng Hoo, Surabaya. Foto diambil Jumat (18/7/2015). (Peni Widarti/JIBI/Bisnis)

Wisata Surabaya bisa dilakukan dengan mengunjungi bangunan unik, salah satunya Masjid Cheng Hoo di Surabaya.

Solopos.com, SURABAYA — Islam sudah menyebar hingga ke negeri China lebih dari 1.000 tahun silam. Banyak peninggalan bersejarah tersebar di seantero Tiongkok, di antaranya adalah masjid Niu Jie Beijing. Sebelum ke sana, tak ada salahnya berwisata ke Surabaya, tepatnya di Masjid Cheng Hoo yang menjadi “kembarannya”.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Konon, Masjid Niu Jie Beijing ini merupakan masjid tertua di wilayah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) karena berdiri sejak 996 M. Terletak di di Ibu Kota Beijing, masjid tersebut memiliki arsitektur khas Tiongkok dengan atap layaknya klenteng umat Konghuchu di Indonesia.

Keberadaan Masjid Niu Jie Beijing membuktikan bahwa Islam mampu membaur dengan budaya setempat dengan baik. Di Indonesia, Islam juga dibawa oleh para pendakwah dari Negeri Tirai Bambu. Salah satunya adalah seorang laksamana muslim berama Muhammad Cheng Hoo.

Nama Cheng Hoo pun pada 2001 akhirnya digagas sebagai nama sebuah masjid di Indonesia, tepatnya di Surabaya oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dengan Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo. Rancangan Masjid Cheng Hoo Surabaya diilhami dari bentuk Masjid Niu Jie Beijing dan kembangkan oleh arsitektur dengan mengaplikasikan beragam makna.

Secara keseluruhan, Masjid Cheng Hoo berukuran 21 m x 11 m dengan bangunan utama 11 m x 9 m. Setiap ukuran punya makna. Panjang 11 m menandakan bahwa Kakbah saat dibangun Nabi Ibrahim AS punya panjang 11 m. Sedangkan panjang 9 m diilhami dari keberadaan Wali Songo yang mensyiarkan Islam di Tanah Jawa.

Atapnya bertingkat tiga melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Atap tersebut berbentuk segi delapan dengan ujung meruncing di setiap sudutnya. Ini merupakan elemen penting budaya China khususnya umat Buddha yang melambangkan 8 jalan kebenaran.

Masjid Cheng Ho didominasi dengan warna merah menyala dengan atap genting berwarna hijau, warna yang lumrah ditemui di Klenteng maupun di vihara umat Budha. Saat Ramadan dan Idulfitri, pengunjung Masjid Cheng Hoo di Jl. Gading, Kusuma Bangsa, Surabaya, tidak hanya menjalankan salat. Sebagian orang datang juga untuk berwisata mengingat bangunan masjid yang unik.

Kepala Divisi Toko Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo, Jhoe Lie Hing atau Singgih Santoso, saat ditemui Bisnis/JIBI, Jumat (17/7/2015). mengaku banyak wisatawan asing yang berkunjung untuk beribadah. Ada pula yang hanya sekedar berfoto. Mereka berasal dari berebagai negara, termasuk Eropa. “Di sini terbuka, siapapun boleh datang, dan boleh belajar tentang Islam,” katanya.

Victor, salah seorang wisatawan asal Hungaria mengaku sudah tiga kali mendatangi Masjid Cheng Hoo dengan berjalan kaki dari tempat tinggal sementaranya di kawasan Universitas Surabaya. “Saya senang datang ke sini ketika tidak ada kegiatan atau libur, dan ini yang ketiga kalinya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya