SOLOPOS.COM - Gunung Kemukus Sragen (Dok/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, masih ada 3 objek wisata yang minim fasilitas.

Solopos.com, SRAGEN–Fasilitas tiga objek wisata milik Pemkab Sragen masih minim. Kurangnya perhatian Pemkab tersebut berdampak pada masih minimnya wisatawan pada musim liburan, terutama pada libur Lebaran 2016. Museum Sangiran masih menjadi objek wisata andalan Sragen dengan pendapatan di atas Rp1 miliar sejak 2013.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga objek wisata yang masih minim fasilitas itu terdiri atas pemandian air panas Bayanan, wisata religi Gunung Kemukus, dan Kolam Renang Kartika Sragen.

Dari ketiga objek itu, pengunjung Gunung Kemukus yang paling minim. Selama 10 hari libur Lebaran 2016, pengunjung Bayanan hanya 1.038 orang atau rata-rata 100 orang per hari. Demikian juga pengunjung di Kolam Renang Kartika Sragen juga didatangi 4.141 pengunjung atau sekitar 400-an orang per hari.

Berbeda dengan Museum Sangiran yang dikelola dengan matang lewat kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) antara Pemkab Sragen, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Selama 10 hari itu, pengunjung museum mencapai 18.494 orang atau sekitar 1.800-an orang per hari.

Data tersebut diungkapkan Kabid Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpor) Sragen, Darmadi, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (13/7/2016). Dia menyampaikan Kolam Renang Kartika itu dibangun sejak 1980 dan hingga sekarang belum ada pembangunan. Dia mengatakan perbaikan yang dilakukan hanya sifatnya pemeliharaan.

“Pada APBD 2016, kami mengajukan dana pembagunan senilai Rp288 juta tetapi hanya disetujui DPRD Rp50 juta. Buat apa dana segitu. Katanya Komisi IV akan memperjuangkan untuk merehab total kolam renang itu pada 2017 mendatang. Bagaimana pengunjung mau datang bila fasilitasnya sudah lama. Ya, kami kalah dengan Doeng Chuo dari jumlah pengunjung,” ujar Darmadi.

Darmadi juga dihadapkan pada fasilitas air panas di objek wisata Bayanan yang debitnya mulai berkurang setiap tahun. Dia mewacanakan adanya kerja sama dengan investor untuk membuat rekayasa air hangat buatan di objek wisata itu. Namun hingga kini belum ada investor yang tertarik. Sebenarnya ada potensi air hangat di Dukuh Sambilenguk, Jetis tetapi akses infrastruktur ke objek wisata itu terbatas.

Dia pun dihadapkan pada kondisi objek wisata religi Gunung Kemukus yang belum dikelola maksimal. Dia mengalokasikan anggaran Rp350 juta untuk membangun pagar keliling pada Makam Pengeran Samodro agar jumlah pengunjung ke makam bisa terukur. Ke depan, Darmadi ingin membuat konsep wisata air di sekitar Gunung Kemukus setelah pembangunan jembatan dengan dana Rp15 miliar dari Provinsi Jawa Tengah selesai.

“Selain ketiga objek wisata itu, pengembangan kluster di kawasan Sangiran juga perlu dipikirkan terutama dari sarana infrastrukturnya, terutama di Kluster Bukuran, Ngebung, dan Mayarejo. Selama ini pengunjung yang masuk ke kluster tersebut masih digratiskan karena belum dilengkapi fasilitas infrastruktur yang memadai,” ujar dia.

Berdasarkan realisasi pendapatan daerah dari sektor pariwisata, Darmadi menyebut Museum Sangiran masih mendominasi dengan realisasi pendapatan sampai Rp1,39 miliar pada 2015 dan jumlah pengunjung mencapai 262.310 orang pada tahun lalu. Sebanyak 1.468 orang di antaranya merupakan wisatawan mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya