SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Dosen Filsafat Ilmu Program Pascasarjana UNS, Oesman Arief, menyatakan wisata spiritual atau religius ke Gunung Lawu bukan takhayul asalkan niatnya bukan mencari kekayaan.

“Mencari kekayaan mestinya ke tempat ramai seperti pasar,” kata Oesman dalam pengantar diskusi tentang buku Piwulang lan Pituduhe Sunan Lawu, Rabu (27/2/2013), di Gedung LPPM UNS.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Menurut Oesman, buku karya Santoso Prodjodiningrat ini menjelaskan bahwa Gunung Lawu, tempat Sunan Lawu bermukim, memiliki simbol yang mengandung ajaran spiritual.

Simbol ajaran spiritual ini penting bagi pembersihan spiritual manusia era sekarang yang hidupnya sibuk mencari uang dengan segala cara.

Ketua Institut Javanologi UNS, Sahid Teguh Widodo, mengatakan dalam dua tahun terakhir lembaga ini berupaya mengungkap potensi kekayaan budaya Jawa untuk digali demi kemajuan manusia era sekarang.

Bedah buku Piwulang lan Pituduhe Sunan Lawu merupakan bagian dari upaya menggali kekayaan budaya spiritual Jawa yang bisa digali dan diberdayakan untuk kepentingan manusia Jawa modern sekarang.

Santosa dalam penutup buku menyatakan Gunung Lawu adalah gunung simbol spiritual yang unik. Menurut dia, berdasar pengalamannya menjelajahi 20 wilayah provinsi di Indonesia, Gunung Lawu adalah satu-satunga gunung yang dari kaki hingga puncaknya kaya dengan candi dan situs-situs spiritual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya