SOLOPOS.COM - Putra Paku Buwono XIII, G.P.H. Mangkubumi (kiri), memerankan Joko Tingkir dalam Kirab Joko Tingkir saat puncak perayaan Pekan Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Minggu (2/7/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Taman Lampion dan Air Mancur TSTJ bakal jadi wisata baru di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan Taman Lampion dan Air Mancur Menari di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dinilai akan menjadi daya tarik wisata baru di Kota Solo. Hal ini dinilai akan meramaikan pariwisata Solo yang selama beberapa dekade terakhir stagnan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, menyampaikan konsep taman yang sampai malam bisa menjadi tambahan destinasi wisata bagi wisatawan yang mengunjungi Solo. Hal ini juga diharapkan menjadi daya tarik wisata baru, setelah diresmikannya Museum Keris beberapa waktu lalu.

“Selama beberapa decade terakhir, destinasi wisata Solo stagnan. Padahal destinasi baru sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tarik supaya wisatawan juga enggak bosan. Dengan adanya destinasi wisata baru, terutama di malam hari, tentu ini menjadi daya tarik tersendiri dan diharapkan semakin meningkatkan lama menginap wisatawan,” ujar Daryono kepada Espos, Jumat (18/8/2017).

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, menyampaikan 1 September nanti, proyek pembangunan Taman Pelangi yang terdapat Taman Lampion dan Air Mancur Menari yang bekerja sama dengan PT Cikal Bintang Bangsa Jakarta ini akan dimulai.

Menurut dia, tim sedang menyusun skala prioritas pembangunan dan penataan. Pelaksanaan proyek ditarget selesai selama empat bulan dan 25 Desember akan dilaunching. Taman Pelagi tersebut menempati lahan seluas 15.000 m2 atau 1,5 hektare (ha).

“Lahan komersial ada 4 ha yang berada di selatan danau tapi saat ini yang digunakan 1,5 ha dulu. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Apalagi kerja sama [dengan PT Cikal Bintang Bangsa Jakarta] dilakukan selama empat tahun,” ungkapnya.

Bangunan

Dia mengungkapkan bangunan tiket bagian depan dan kantor nantinya akan dirobohkan. Kandang gajah, orang utan, dan burung akan dipindah ke bagian belakang dengan batas danau. Danau juga akan dikeringkan untuk membuat instalasi air mancur menari.

Pembangunan pun memperhitungkan pohon yang sudah ada supaya tidak ada pohon yang ditebang. Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) akan ditata dan ditempatkan dalam satu lokasi yang nantinya menjadi tempat keluar pengunjung.

“Ada sekitar 200 PKL ini yang akan ditata sehingga nanti kuliner bisa kumpul menjadi satu, tidak menutup kemungkinan akan ada food festival untuk menarik lebih banyak pengunjung karena nantinya TSTJ akan beroperasi sampai malam. Apalagi Taman Pelangi ini menghadirkan konsep fun, food, dan festival,” kata dia.

Bimo enggan menjelaskan detail nilai investasi yang ditanamkan untuk pembuatan taman tersebut. Namun dia berharap dengan adanya penambahan wahana hiburan dan jam operasional ini tingkat kunjungan juga naik minimal dua kali lipat.

Dia menjelaskan hari normal kunjungan dalam sehari rata-rata 500 orang sedangkan setiap Sabtu 1.000 orang-1.500 orang sedangkan Minggu minimal 2.000 orang. Selain itu, target kunjungan dalam setahun di tahun ini sebanyak 400.000 orang pun dinaikkan menjadi 800.000 orang di tahun depan.

“Tiket antara ke Taman Pelangi dan kebun binatang nantinya terpisah. Meski begitu, pengunjung bisa membeli tiket terusan,” imbuhnya.

Bimo mengungkapkan taman tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan bermacam wahana hiburan lain. Meski begitu, dia belum bisa membeberkan jenis permainan yang akan dihadirkan karena hingga saat ini masih dibahas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya