SOLOPOS.COM - Warga berebut ketupat saat acara puncak Pekan Syawalan 2013 di Taman satwa taru, Jurug, Solo, Selasa (3/8/2015). Acara tersebut dipadati ribuan pengunjung (JIBI/Solopos/Dok)

Wisata Solo di Taman Jurug menghadirkan perayaan Syawalan.

Solopos.com, SOLO — Perusahaan Daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo bakal membagikan 5.000 buah ketupat pada Grebeg Joko Tingkir yang digelar sebagai puncak Syawalan, Minggu (26/7/2015) ini. TSTJ menargetkan 10.000 pengujung dalam momentum tersebut dan sekaligus ditargetkan bisa menutup pendapatan selama Syawalan senilai Rp1,5 miliar,

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencana tersebut disampaikan Kasi Pemasaran Perusda TSTJ Solo, Nonot Harwanto, saat berbincang dengan Solopos.com di TSTJ Jebres, Solo, Sabtu (25/7/2015) siang. Nonot mengatakan manajemen TSTJ sudah menyiapkan banyak atraksi wisata untuk memanjakan pengunjung agar betah di taman satwa terbesar di Solo itu sejak Idulfitri, Jumat (17/7) lalu. Dia menyampaikan tren pengunjung yang turun sejak Senin (20/7).

Untuk menaikan pengunjung TSTJ, kata dia, manajemen terus berinovasi dengan atraksi budaya sebagai daya tarik wisata. “Puncak kunjungan TSTJ terjadi pada Minggu (19/7) lalu yang mencapai 16.000 orang. Namun sejak Senin terjadi penurunan kunjungan ke 11.000 orang dan sekarang [kemarin] hanya 6.000 orang. Ya, mudah-mudahan dengan adanya Grebeg Jaka Tingkir pengujung TSTJ bisa naik sampai 10.000 orang,” kata Nonot.

Pada akhir pekan kemarin, manajemen TSTJ menghadirkan grup musik dangdut reggae Safana Solo dan kelompok dagelan guyon maton Citromitro Solo. Nonot menilai kehadiran dua hiburan itu cukup banyak menyedot penunjung dari penggemar grup musik dangdut itu. Selain itu, Nonot masih bisa mengandalkan koleksi satwa sebanyak 250 ekor dengan berbagai jenis satwa. “Para anak-anak muda yang berkunjung hari ini [kemarin]. Mereka datang dengan mengendari motor. Ada juga pengunjung luar kota, seperti dari Jakarta dan daerah lainnya tetapi tidak banyak,” tutur dia.

Dia menyebut target pendapatan TSTJ selama pekan Syawalan yang berlangsung selama 10 hari mencapai Rp1,5 miliar. Dia mengaku realisasi target pendapatan pada hari ke sembilan mencapai lebih dari Rp1 miliar.

“Mudah-mudahan sampai puncak Syawalan besok bisa tembus di angka Rp1,5 miliar. Pendapatan itu berasal dari penjualan tiket masuk Rp15.000/orang, parkir, wahana permainan dan seterusnya. Ada juga kotak kejujuran pada atraksi rusa dan kanguru. Pengunjung bisa memberi makan langsung ke satwa itu dengan memasukkan uang Rp2.000/paket pakan,” imbuh dia.

Terobosan

Wakil Ketua Komisi III DPRD Solo, Sugeng Riyanto, rencana kegiatan TSTJ sempat dibahas dalam rapat di Komisi III. Rapat kerja itu, kata Sugeng, lebih fokus pada terobosan pengelolaan TSTJ di antaranya, teknis-teknis perbaikan aktivitas, potensi menjaul TSTJ, sampai rencana mencari investor. Dia berharap pengelolaan TSTJ lebih profesional dan layak sebagai kawasan konservasi, edukasi, dan rekreasi.

“pekan Syawalan menjadi bagian yang dibahas agar menjadikan TSTJ sebagai objek wisata alternatif. Kami memberi keleluasaan kepada pengelola untuk menggarap kegiatan. Mau dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau tidak itu wewenang pengelola. Yang penting apa pun aktivitasnya bisa mendongkrak pendapatan asli daerah,” imbuh dia.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Demokrat Nurani Rakyat DPRD Solo, Abdullah A.A., menilai realisasi pendapatan TSTJ belum sesuai dengan potensi yang ada di taman itu. Dia menyarankan pengelolaan kegiatan di TSTJ jangan diserahkan kepada pihak ketiga agar lebih maksimal. “Hal itu yang saya sampaikan selama berada di Komisi III,” kata Abdullah yang juga mantan anggota Komisi III.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya