SOLOPOS.COM - Turis berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang merupakan salah satu destinasi wisata di Solo. (Dok/JIBI/Solopos)

Wisata Solo membutuhkan terobosan untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan.

Solopos.com, SOLO — Kota Solo mulai menjajaki diversifikasi destinasi wisata lewat pengembangan wahana wisata modern. Pengembangan pariwisata di luar wisata budaya diharapkan mampu mendongkrak tingkat kunjungan ke Kota Bengawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsep itu akan diintegrasi dalam Rencana Induk Pariwisata Kota Surakarta (Ripka) periode 2016-2026.

Sekretaris Komisi IV DPRD, Asih Sunjoto Putro, menilai Solo butuh terobosan agar atmosfer pariwisata kembali menggeliat. Pasalnya, Solo tidak memiliki potensi wisata alam yang digandrungi masyarakat belakangan ini. Menurut Asih, pengembangan wahana pariwisata modern dapat menjadi alternatif untuk menarik turis menyambangi Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

“Banyak contoh wahana modern yang sukses seperti Museum Angkut di Batu Malang, Trans Studio Bandung serta waterboom di beberapa kota. Solo perlu meniru pendekatan daerah-daerah tersebut,” ujar Asih saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (23/8/2016).

Asih mendorong wahana wisata modern yang akan dikembangkan di Solo tetap memiliki ciri khas kota. Dia mencontohkan Solo memiliki kekayaan kuliner yang dapat dieksplorasi menjadi model wisata seperti museum. Disinggung apakah pengembangan wahana wisata modern bakal menggeser wisata budaya yang lekat di Solo sebelumnya, Asih menampik.

“Justru keduanya bisa saling melengkapi. Dalam rencana induk pariwisata, kami juga mengusulkan pengembangan TBS (Taman Budaya Surakarta) menjadi pusat budaya di Solo. Konsepnya bisa diolah seperti Saung Angklung Mang Udjo di Bandung. Di sana, setiap hari wisatawan berbondong-bondong untuk melihat permainan angklung yang khas,” kata dia.

Sinergi Daerah Lain

Selain pengembangan wahana wisata modern, legislator mendorong sinergi dengan daerah lain untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Menurut Asih, Solo perlu merangkul wilayah lain di Soloraya dalam pengembangan wisata lokal. “Turis bisa berwisata di Karanganyar atau Sragen, tapi menginapnya tetap di Solo.”

Asih menambahkan pengembangan wisata akan dirumuskan dalam rencana strategis (renstra) pariwisata setiap tahun. Sebelum penyusunan renstra, eksekutif dan legislatif akan menggodok Raperda Rencana Induk Pariwisata Kota Surakarta sebagai panduan perencanaan wisata Solo.

“Dua bulan ke depan harapannya sudah disahkan,” tutur Asih yang juga anggota Panitia Khsusus Raperda.

Anggota Komisi IV, Reny Widyawati, mengatakan pengembangan wisata Solo tak bisa dilepaskan dari daerah penyangga yakni Soloraya. Menurut Reny, sinergi menjadi hal penting agar pariwisata di Soloraya dapat maju bersama.

“Karakteristik wisata di tiap daerah bisa saling melengkapi. Ini bisa sangat menjual jika dikemas dalam paket wisata,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya