SOLOPOS.COM - Gedung WO Sriwedari (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Wisata Solo, Pemkot berencana membangun museum wayang di kawasan Sriwedari.

Solopos.com, SOLO — Setelah Museum Keris diresmikan Presiden Joko Widodo, Rabu (9/8/2017), Pemerintah Kota (Pemkot) Solo beralih ke heritage lain yakni wayang untuk dibuatkan museum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Museum wayang bakal melengkapi khasanah wisata budaya di Kota Bengawan. Bangunan gedung wayang orang (GWO) di Sriwedari dibidik Pemkot sebagai lokasi pembangunan Museum Wayang.

Hal itu disampaikan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang akrab disapa Rudy ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Kamis (10/8/2017). Angan-angan Solo akan membangun Museum Wayang juga diklaim telah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kemarin saat meninjau Museum Keris, saya sampaikan tentang Museum Wayang ini ke Pak Presiden, dan Presiden setuju,” kata Rudy.

Pemkot pun segera menindaklanjuti rencana pembangunan Museum Wayang dengan menyusun detail engineering design (DED). Rudy membidik bangunan GWO di Sriwedari sebagai lokasi pembangunan Museum Wayang.

Sedangkan GWO akan dibangunkan Pemkot tidak jauh dari lokasi tersebut. Merujuk dokumen perencanaan kawasan Sriwedari, bangunan bersejarah akan dibiarkan berdiri di kompleks Sriwedari.

Ruang terbuka hijau akan diperbanyak guna mendukung pengembalian Sriwedari menjadi kawasan konservasi dan berkhasanah budaya. Keberadaan ruang terbuka hijau diperbanyak sebagai upaya Pemkot menjadikan kawasan Sriwedari untuk paru-paru Kota Solo.

Dalam penataan itu nanti seluruh bangunan tidak termasuk cagar budaya bakal dirobohkan. Pemkot hanya mempertahankan bangunan cagar budaya, meliputi Museum Radya Pustaka, Stadion Sriwedari, Taman Sriwedari, Segaran, eks bangunan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan, Patung Ronggowarsito, Gua Swara, Gapura Mahkota Prabu Baladewa, dan patung Gatotkaca.

“Di luar itu, bangunan akan dirobohkan dan ditata ulang termasuk GWO akan ditata ulang. Jadi nanti ada tiga museum di Sriwedari, yakni Museum Radyapustaka, Museum Keris Nusantara, dan Museum Wayang,” katanya.

Keberadaan museum wayang juga untuk mengingatkan di Sriwedari terdapat grup wayang orang yang usianya sudah 108 tahun dan masih rutin bermain di GWO. Soal realisasinya kapan, Rudy belum tahu.

“Entah saya atau Wali Kota yang akan datang. Nanti bangunan GWO [yang bukan bangunan cagar budaya]dibongkar. GWO dibangunkan lagi dan lahan bekas GWO untuk Museum Wayang,” imbuhnya.

Saat ini, Pemkot tengah menyiapkan pembangunan GWO. Pembangunan GWO mendesak dilakukan mengingat keberadaan gedung tersebut dinilai sudah tak representatif.

Bangunan yang dibangun sejak 1992 lalu selama ini belum tersentuh perbaikan secara menyeluruh. Pemkot menilai sudah saatnya GWO dibangun ulang. Ditanya ihwal sengketa lahan Sriwedari antara Pemkot dan ahli waris R.M.T. Wirjodiningrat, Rudy memastikan tidak ada masalah.

“Kami harapkan pertunjukan wayang orang ke depan bisa lebih baik, termasuk lighting, dan suaranya,” katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan pembangunan GWO dikerjakan tahun depan. Saat ini, Pemkot masih menunggu hasil konsep desain pembangunan GWO.

Selanjutnya, Pemkot akan melaksanakan proses lelang penyusunan DED. Anggaran penyusunan DED diajukan Pemkot dalam APBD Perubahan (APBD-P) tahun ini. “Jadi pengerjaan pembangunan GWO akan dikerjakan tahun depan,” kata Sita.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya