SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia di landasan pacu Bandara Adi Soemarmo Solo di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, Pemda di Soloraya harus bersinergi dalam pengembangan wisata.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah daerah kabupaten/kota di Soloraya harus bekerja sama untuk meramaikan penerbangan di Bandara Adi Soemarmo. Hal ini mengingat bandara merupakan pintu masuk untuk pengembangan ekonomi wilayah, tidak hanya Solo.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, menyampaikan pembukaan tujuh rute domestik dan satu rute internasional di bandara berkode SOC tersebut merupakan peluang bagus untuk mempromosikan Kota Solo. Menurut dia, dengan banyaknya penerbangan kargo dan bisnis bisa dikembangkan, terutama tekstil.

Ekspedisi Mudik 2024

“Pemasaran produk Soloraya ke wilayah Indonesia bagian timur bagus sehingga bisa memanfaatkan penerbangan ni. Apalagi rotan sebagai bahan baku mebel juga berasal dari wilayah timur sehingga diharapkan bisa saling mendukung perkembangan ekonomi daerah,” ungkap Daryono kepada Solopos.com, Sabtu (10/9/2016).

Dia berharap pihak Lion Air mempertimbangan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat, terutama untuk mendukung perjalanan pelaku bisnis. Selain itu, pemilihan jadwal yang tepat juga diharapkan mampu meningkatkan length of stay (LOS) atau lama tinggal wisatan di Solo. Tidak bisa dipungkiri, selama ini Solo hanya menjadi tempat mampir karena wisatawan lebih memilih menginap di Jogja.

Menurut dia, meski saat ini Solo, Jogja, dan Semarang sudah menjadi single destination tapi diharapkan lama menginap wisatawan di Solo lebih panjang. Oleh karena itu, perlu upaya dari berbagai pihak untuk mempromosikan destinasi wisata di Solo yang unggul di bidang kuliner, belanja, dan alam. Objek wisata yang didukung oleh hinterland, diantaranya Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Sragen, dan Klaten sudah siap.

Namun diakuinya promosi wisata saat ini belum gencar karena belum menjadi prioritas utama di masing-masing daerah. Selain itu, promosi juga masih dilakukan secara terpisah. Padahal untuk pariwisata seharusnya tidak ada lagi border atau pembatas. Oleh karena itu, join promotion merupakan tuntutan dan kebutuhan.

“Meramaikan bandara ini tidak lagi menjadi kepentingan Solo tapi sudah menjadi kepentingan bersama pemda dan pelaku usaha di Soloraya karena pengembangan ekonomi regional berawal dari bandara sebagai pintu masuknya,” ujar pemilik Sinergi Event ini.

Apalagi dengan diterapkannya Indonesia Airport Slot Management (IASM) yang memungkinkan adanya pengalihan penerbangan dari Jogja juga akan semakin meramaikan bandara ini. Dia mengungkapkan selama ini dari 66 penerbangan di Jogja, sekitar 26 atau 40% menuju ke Indonesia bagian timur. Apabila 20% diantaranya bisa dialihkan ke Solo itu sudah cukup baik.

Dioperasikannya kembali direct flight atau penerbangan langsung Solo-Kuala Lumpur juga memberi angin segar untuk pengembangan wisatawan asing. Apalagi selama ini wisatawan asal Malaysia selalu yang tertinggi mengunjung Kota Bengawan.

Public Relation Officer Lorin Hotel Solo, Twinika Sativa F., berharap dengan adanya pembukan rute baru ini bisa meramaikan Solo minimal untuk okupansi atau kegiatan bisnis, seperti meeting. “Selama ini wisatawan datang ke Solo pagi kemudian sore ke Jogja dan menginap disana. Tapi dengan adanya direct flight dari Solo ke berbagai kota, wisatawan luar Jawa bisa menginap di Solo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya