SOLOPOS.COM - Wisatawan antre masuk Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Sabtu (18/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/ilustrasi)

Wisata Solo Taman Satwa Taru Jurug telah mendapat investor baru.

Solopos.com, SOLO—Setelah kian lama terkatung-katung, kini akhirnya Perusahaan daerah (Perusda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) mengantongi investor. PT. Tani Nelayan Indonesia siap merevitalisasi kebun binatang tersebut paling lambat awal 2016 mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (Perusda) TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso ketika dijumpai solopos.com, Selasa (21/7/2015), mengatakan penandatangan nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) PT. Tani Nelayan Indonesia sudah dilakukan awal Juli lalu. Investor asal Jakarta ini bahkan telah mempresentasikan diri kepada Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo seusai open house di Balai Kota, Jumat (17/7/2015) lalu.

“Investor siap menggelontorkan dana investasi Rp60 miliar bagi TSTJ dengan jangka waktu kerja sama 25 tahun,” kata Bimo.

Bimo mengatakan sesuai rencana dana investasi digelontorkan untuk merevitalisasi TSTJ. Seperti membangun waterpark, futsal air, perbaikan kandang dan lain sebagainya.

Saat ini, Bimo mengatakan tengah menyusun grand design pembangunan TSTJ serta mengurus perizinan yang diperlukan. Bimo mengatakan segera mengajukan izin ke Wali Kota dan DPRD sebelum melangkah untuk merevitalisasi TSTJ. Izin tersebut sangat penting mengingat keberadaan TSTJ merupakan aset Pemkot setempat.

“Baru setelah itu kita akan lakukan proses lelang. Paling lambat Februari baru bisa dikerjakan,” kata dia.

Bimo menerangkan hal utama yang akan menjadi perhatian dalam revitalisasi TSTJ adalah pembangunan dan perbaikan kandang satwa. Hal ini penting mengingat fungsi TSTJ sebagai lembaga konservasi. Apalagi, kondisi kandang dengan konsep yang ada saat ini dinilai sudah ketinggalan zaman dan tak lagi ideal bagi satwa.

Selain itu, pembangunan bersifat penataan kawasan juga akan dilakukan, seperti membangun area parkir baru, pembuatan dan penataan area pedagang kaki lima (PKL), penataan Taman Gesang, pembangunan gerbang dan plasa. Tak hanya itu akan menambah area rekreasi, seperti wahana bermain anak dan masih banyak lainnya.

“Nama TSTJ juga akan diganti menjadi Plasa Taman Jurug,” kata dia.

Yang jelas, Bimo mengatakan TSTJ akan menjadi tempat bagi perlindungan satwa, edukasi masyarakat serta tempat rekreasi. Bahkan menjadi pusat kegiatan masyarakat, misalnya membangun aula yang bisa digunakan masyarakat untuk beraktivitas. Bimo menjamin selama proses pembangunan tidak akan menganggu satwa di TSTJ.

“Ada tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI), dokter hewan, arsitek serta semua pihak terkait dilibatkan dalam revitalisasi ini,” kata dia.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo berharap pengelolaan TSTJ bisa lebih baik. Pria yang akrab disapa Rudy ini mengatakan lelang revitalisasi TSTJ harus segera dijalankan. Ia tak ingin pelaksanaan lelang TSTJ terkatung-katung. Apalagi lelang untuk menarik investor berinvestasi mengelola TSTJ pernah gagal pada lelang pertama. Rudy mengaku lelang TSTJ menjadi pekerjaan rumah (PR) peninggalan direksi lama yang harus diselesaikan.

“Nanti kami akan memberikan keleluasaan bagi investor untuk mengelola TSTJ. Investor akan diberi kewenangan mengelola penuh TSTJ,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya