SOLOPOS.COM - Wisatawan mengikuti city tour bus tingkat wisata Werkudara saat berhenti di kawasan, Jl. Jendral Sudirman, Solo, Kamis (7/7/2016).

Wisata Solo, Pemkot dan DPRD menetapkan destinasi dan kawasan wisata Kota Bengawan.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPKa) akan menetapkan 14 destinasi wisata dan 8 kawasan strategis pariwisata. Penetapan itu diharapkan dapat memacu perkembangan kepariwisataan di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari salinan draf Raperda RIPKa, 14 destinasi wisata tersebut adalah Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg, Museum Radya Pustaka, Wayang Orang Sriwedari, Taman Sriwedari, Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Pasar Klewer, Pasar Gede, Pasar Antik Triwindu, Kampung Batik Laweyan, Kampung Batik Kauman dan Kampung Situs Budaya Baluwarti.

Sedangkan kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu. Delapan kawasan tersebut adalah Kawasan Strategis Pariwisata Keraton Surakarta-Pasar Gede, Kawasan Strategis Pariwisata Sriwedari, Kawasan Strategis Pariwisata Mangkunegaran, Kawasan Strategis Pariwisata Balekambang, Kawasan Strategis Pariwisata Kampung Batik Laweyan, Kawasan Strategis Jurug, Kawasan Strategis Pariwisata Budaya dan Pendidikan dan Kawasan Strategis Pariwisata Perdagangan dan Jasa Solo bagian Utara.

Anggota Pansus Raperda RIPKa, Asih Sunjoto Putro, mengatakan destinasi adalah objek wisata yang ada di Kota Solo. Sementara kawasan adalah gabungan dari beberapa objek wisata. Ia mengakui, selama ini pengembangan pariwisata masih terbatas di wilayah Solo tengah ke Selatan. Dalam Raperda RIPKa tersebut, pansus membahas pengembangan pariwisata dalam jangka 10 tahun ke depan.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Solo tersebut diharapkan mampu menambah tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Solo. Dampak yang diharapkan dari kedatangan para turis lokal dan manca negara itu adalah meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Memang belum ada data detail tentang jumlah kunjungan dan dampak ekonominya. Tapi, kalau dilihat sekilas, Solo mash kalah dari Jogja dan Magelang,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di Gedung DPRD Solo, Kamis (1/9/2016).

Ia juga menilai Solo belum menjadi tujuan wisata untuk anak-anak. Peluang itu menurutnya bisa ditangkap oleh stakeholder terkait dengan menciptakan wahana atau objek wisata yang cocok untuk anak-anak.

Disinggung tentang tagline baru pariwisata Jawa Tengah, Java: Cultural Wonders, Ketua Pansus Raperda RIPKa, Putut Gunawan menilai branding tersebut hanya salah satu bagian dari pembangunan kepariwisataan. Dalam pemasaran pariwisata, dibutuhkan branding.

“Tagline itu kan supaya Jawa Tengah memiliki satu tagline yang sama. Dalam konteks
RIPKa, pariwisata dibahas secara komprehensif teknis dan strategis,” kata dia.

Kabid Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Budy Sartono, mengatakan penetapan 14 destinasi dan 8 kawasan itu adalah usulan dari Disbudpar. Pihaknya sudah menginisiasi hal itu sejak 2-3 tahun lalu.

“Dari segi promosi, Solo diuntungkan karena Pemerintah Pusat menetapkan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) sebagai salah satu dari 10 kawasan pariwisata yang diprioritaskan,” terangnya saat dihubungi Solopos.com via ponsel, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya