SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemandu wisata (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Wisata Solo diperkuat dengan adanya sertifikasi untuk biro perjalanan wisata.

Solopos.com, SOLO – Biro Perjalanan Wisata (BPW) bakal diwajibkan memiliki sertifikat usaha yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU). Kewajiban itu akan diterapkan mulai Mei 2016.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar BPW lolos sertifikasi LSU adalah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang lolos ujian kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Terkait hal itu, Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Solo menggandeng LSP asal Semarang, LSP Guna Darma Utama, untuk melakukan uji kompetensi kepada perwakilan anggota Asita.

“Salah satu syarat untuk mengajukan sertifikasi usaha adalah menyiapkan tenaga kerja yang tesertifikasi, di samping syarat lainnya,” ujar Ketua Asita Solo, Daryono, di sela acara sertifikasi profesi BPW di The Amrani Syariah Hotel Solo, Senin (29/2/2016).

Daryono mengatakan pekan ini akan diadakan dua kali ujian kompetensi para pekerja BPW. Hari itu adalah gelombang pertama sertifikasi yang menyertifikasi pelaku BPW bidang reservasi (clerk).

Gelombang kedua akan digelar Kamis (3/3/2016), yang akan menyertifikasi pelaku BPW bidang operator. Targetnya, selama dua hari acara, ada 100 orang yang tersertifikasi.

“Kami mengantisipasi kalau mungkin suatu saat ada biro perjalanan atau wisata luar negeri yang ingin bekerja sama. Kalau pegawai punya sertifikat dan BPW punya sertifikasi usaha, kami yakin mereka akan lebih percaya,” kata dia.

Ia menyatakan uji kompetensi bukan ajang mencari kelulusan. Ujian itu dilakukan untuk mengetahui kompetensi peserta ujian. “Sertifikat itu berlaku untuk tiga tahun dan harus diperbarui,” terangnya.

Direktur LSP Guna Darma Utama, Vera Damayanti, mengatakan pihaknya mendapatkan kuota untuk menyertifikasi 1.850 orang dari berbagai macam profesi di Jawa Tengah. Perinciannya, 1.100 orang dari sektor hotel dan restoran, 400 orang dari sektor BPW dan 350 orang dari sektor guide pariwisata.

“Proyeksi terbesar ada di Solo, Semarang, Magelang dan Banyumas. Solo menjadi prioritas karena tingkat kesadaran dan kesiapannya tinggi. Seluruh acara ini gratis karena dana berasal dari pemerintah pusat,” ujarnya kepada wartawan, Senin.

Ketua II Bidang Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Asita Jawa Tengah, Sudarko, mengatakan regulasi terkait pariwisata sangat cepat. Prospek bisnis pariwisata ditarget dapat menyumbangkan devisa nomor satu pada 2022.

“Saat ini banyak BPW abal-abal. Beberapa kasus penipuan terjadi di berbagai daerah. Sudah saatnya masyarakat kembali memanfaatkan jasa BPW yang berizin dan bersertifikasi usaha,” terang dia, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya