SOLOPOS.COM - Sepur Klutuk atau Kereta Uap Jaladara ditengah warga Solo saat Solo Car Free Day (CFD) di Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (10/3/2013). (Maulana Surya/JIBI/Solopos)

Wisata Solo, kereta uap Jaladara diminati.

Solopos.com, SOLO — Transportasi wisata mulai dipesan untuk memeriahkan libur Lebaran. Bus Tingkat Werkudara maupun Kereta Uap Jaladara pun telah dipesan untuk acara reuni maupun tiketnya dijual satuan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Staf Operasional Bus Tingkat Werkudara dan Kereta Uap Jaladara Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Sandi Mulyanto, mengatakan selama empat hari, yakni pada 27-30 Juni, kereta uap Jaladara sudah dipesan, tiga hari oleh Sinergi Event dan sehari untuk rombongan reuni. Menurut dia, meski tiket Jaladara dijual bijian tapi penyelenggara menyewa satu unit penuh ke Dishub.

“Operasional Jaladara saat libur Lebaran ini merupakan kegiatan rutin. Kapasitas sekitar 70 penumpang dengan lama perjalanan sekitar dua setengah jam supaya tidak menganggu operasional Batara Kresna. Ada dua jadwal yang bisa digunakan oleh Jaladara, yakni 08.30 WIB dan 12.30 WIB. Namun penyewaan saat ini semua pilih pagi,” kata Sandi saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (20/6/2017).

Animo masyarakat baik karena banyak yang penasaran dengan Jaladara. Apalagi untuk warga dari luar kota. Owner Sinergi Event, Daryono, mengatakan tahun ini merupakan kali kelima menjalankan Jaladara saat libur Lebaran.

Menurut dia, kebanyakan yang tertarik menggunakan transportasi ini adalah keluarga yang berasal dari kota besar di Jawa maupun luar Jawa.

“Satu tiket dijual Rp190.000 dengan fasilitas local guide, snack/minum, souvenir [samir], dan piagam. Selain itu, pemegang tiket Jaladara ini juga bisa gratis masuk ke Museum Keraton. Dijalankannya salah satu ikon Solo ini karena ingin mengenalkan potensi wisata yang ada di Solo. Oleh karena itu, selama perjalanan akan ada hiburan siteran dan snack/minum yang dihadirkan juga merupakan khas Solo,” ujar Daryono.

Selama perjalanan juga akan dipromosikan atraksi wisata gratis yang ada di Solo seperti Sendratari Ramayana, grebeg dan lainnya. Kereta uap ini berangkat dari Stasiun Purwosari kemudian membelah keramaian jalan protokol Slamet Riyadi. Dijadwalkan akan berhenti di Loji Gandrung sebagai salah satu ikon kota dan merupakan peninggalan Belanda.

Selain itu juga mengunjungi Museum Batik Danarhadi atau Kampung Batik Laweyan. Peserta trip juga diajak untuk berfoto di Pasar Pon atau pasar barang antic di kawasan Ngarsopuro. Pengunjung juga bisa berfoto di Gladag atau berbelanja di Pusat Grosir Solo (PGS) dan berakhir di Stasiun Kota.

“Saat ini tiket sudah dijual tapi bagi yang ingin naik langsung, bisa datang ke Stasiun Purwosari saat akan berangkat,” kata dia.

Lebih lanjut, Sandi mengatakan bus tingkat Werkudara juga sudah di pesan. Dia mengatakan sewa satu armada, yakni Rp800.000 untuk sekali perjalanan atau tiga jam. Namun ada juga tiket yang dijual satuan dengan harga Rp20.000 per orang.

Dia menyampaikan rute bus wisata ini bisa berubah sesuai dengan kondisi jalan. Apabila saat Lebaran lali lintas padat, rute yang biasanya melewati jalur selatan akan diubah menjadi jalur selatan. Hal ini supaya tidak menganggu jadwal keberangkatan selanjutnya mengingat kendaraan ini dioperasikan setiap tiga jam sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya