SOLOPOS.COM - Sejumlah persiapan digelar Pokdarwis saat akan menghelat pertunjukan di arena panggung Taman Breksi, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman belum lama ini. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Wisata Sleman berupa Taman Breksi kian diminati.

Harianjogja.com, SLEMAN – Taman Wisata Breksi yang berada di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman terus mengalami peningkatan pengunjung. Tempat wisata baru ini akan menjadi alternatif bagi penambang untuk menghentikan aktivitasnya dalam mengeruk bebatuan breksi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Breksi Mujimin menjelaskan, pada hari biasa tempat wisata yang baru dibuka itu dikunjungi minimal 25 orang. Pada akhir pekan bisa mencapai 50 orang. Kondisi breksi saat ini terdapat fasilitas panggung pentas permanen dilengkapi dengan tempat duduk dari batu melingkar tepat berada di depan tebing yang ditambang. Selain itu kawasan tersebut juga dipakai untuk aktifitas motor trail serta outbond.

Pengunjung belum dikenakan biaya retribusi dan hanya diminta membayar parkir. Mereka dapat memanfaatkan taman itu sebagai tempat berfoto serta menikmati keindahan pemandangan bebatuan tebing breksi.

“Jumlah [pengunjung] itu memang kecil tapi untuk ukuran kami sudah cukup lumayan, kami melihat ada peningkatan. Data itu belum termasuk kegiatan kelompok atau sekolah yang digelar di breksi,” ungkap Mujimin kepada Harianjogja.com, Rabu (19/8/2015).

Meski demikian yang menjadi persoalan, masih banyak aktifitas penambangan di tebing breksi. Menurut Mujimin, sampai saat ini terdapat 43 penambang yang merupakan warga lokal melakukan aktifitas penambangan. Pihaknya berupaya ke depan pembukaan taman wisata itu bisa menjadi alternatif penghentian aktivitas penambangan.
“Tetapi penghentian itu tidak bisa secara langsung, harus perlahan,” ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, upaya pengelolaan Taman Breksi digarap secara serius, agar ke depan para penambang bisa terjun dalam aktifitas wisata. Mengingat tak jauh dari taman itu juga terdapat Candi Ijo yang bisa menjadi pendukung untuk mendatangkan wisatawan.

“Aktivitas tambang bisa beralih ke pengelolaan wisata dan juga bisa berjualan di sekitar lokasi,” imbuh dia.

Pria yang juga Kepala Desa Sambirejo ini menambahkan, pengurangan area tambang telah dilakukan. Sejumlah titik terutama yang berdekatan dengan taman mulai diberikan garis merah sebagai tanda larangan menambah. Ia mengupayakan garis merah itu bisa meluas sehingga seluruh area breksi bisa dinikmati wisata tanpa terganggu aktifitas penambangan. Luas lahan total kawasan breksi mencapai lima hektar.

Terpisah, Kepala Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman Sapto Winarno mengapresiasi pihak Pokdarwis Taman Breksi yang melakukan pengelolaan taman tersebut. Selain sisi sumber daya mineral, butuh sinergi dari beberapa dinas untuk optimalisasi Taman Breksi, terutama wisata dan lingkungan hidup. Adanya aktifitas penambangan, memang berdampak pada ketidakstabilan bebatuan breksi. Mereka beroperasi tanpa ijin dari pemerintah pasca penghentian sementara aktifitas tambang di seluruh DIY. Selain itu Pemkab Sleman juga tidak pernah memberikan ijin di kawasan tersebut.

“Kami sangat mendukung dengan adanya niat dari Pokdarwis untuk meningkatkan sektor wisatanya. Harapannya tambang bisa dialihkan, apalagi pengunjung terus meningkat,” tegasnya.

Pihak desa, kata dia, diimbau untuk tidak memberikan lampu hijau pada aktifitas penambangan di Breksi. Selain karena Pemerintah Provinsi DIY belum menerbitkan seluruh ijin tambang, hal itu untuk meminimalisasi bertambahnya aktifitas tambang. Karena banyak penambang yang beranggapan mereka bebas melakukan aktifitas setelah mendapat ijin pihak desa. Menurut Sapto, tidak semua warga yang memanfaatkan area tersebut menjadi tambang. Sehingga bukan termasuk hajat hidup orang banyak. “Tidak semua, mungkin orang tertentu saja,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya