SOLOPOS.COM - Pengunjung bermain air di Blue Lagoon yang ada di Desa Wisata Dalem, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Selasa (27/6/2017). (Bernadheta Dian Sarawati/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Sleman menujukkan tren positif

Harianjogja.com, SLEMAN – Jumlah kunjungan wisatawan ke Sleman mencapai angka 7,2 juta di penghujung Desember 2017 dari target 6 juta pengunjung. Melihat capaian tersebut Dinas Pariwisata Sleman berani targetkan lebih dari 7,2 juta wisatawan domestik dan mancanegara untuk tahun 2018.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengatakan untuk mencapai target kunjungan tersebut, dia akan lebih banyak menyelenggarakan banyak event selain Jathilan 24 Jam Non Stop.

“Saya ingin acara ini [Jathilan 24 Jam Non Stop] menjadi acara tahunan, untuk festival lampion dan penjor juga,” ujar Sudarningsih, saat ditemui harianjogja.com, Sabtu (23/12/2017) sebelum membuka acara Jathilan 24 Jam Non Stop.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Sleman Eka Priastana Putra membenarkan saat ini tren wisatawan mancanegara lebih suka menginap di homestay desa wisata. Hal tersebut adalah dampak dari okupansi hotel yang cukup tinggi.

Oleh karena itu Dinas Pariwisata Sleman tengah memberdayakan homestay di 31 desa wisata dengan berbagai pelatihan dan pembinaan. Namun yang menjadi prioritas saat ini adalah sembilan desa wisata yang mandiri yang ada di Sleman.

“Ada sembilan desa wisata mandiri yang sudah sering menerima tamu. Yaitu Kentingsari, Kelor, Grogol, Gamplong, Sidoagung, Rumah Dome Prambanan, Pulesari. Per tahun sudah menerima tamu mancanegara sekitar 10.000 sampai 15.000 orang,” ujar Eka.

Kasi Bidang Analisis Pasar dan Dokumentasi Dinas Pariwisata Sleman, Kus Endarto, mengatakan bahwa saat ini Dinas Pariwisata Sleman menggencarkan pelatihan pelayanan homestay di desa wisata dengan menggandeng hotel-hotel di Sleman.

“Satu hotel membina seluruh homestay di satu desa wisata. Target kami wisatawan mancanegara bisa menetap lebih lama, sekitar dua sampai lima hari dan bisa lebih membaur dengan desa wisata,” kata Kus Endarto.

Untuk membuat wisatawan mancanegara lebih membaur dengan desa wisata, Dinas Pariwisata menghimbau pemilik homestay untuk lebih banyak memasukkan unsur budaya dalam keseharian mereka di homestay. Contohnya dengan bertani, berkebun, dan makan kenduri yang disisipkan dalam paket pemesanan homestay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya