SOLOPOS.COM - Sejumlah seniman yang berperan sebagai Walisongo dan Raden Patah tampil dalam sendratari Mahakarya Legenda Goa Kreo yang digelar di Semarang, Jateng, Selasa (12/7/2016) malam. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Wisata Semarang akan menampilkan pentas kolasal Mahakarya Legenda Goa Kreo yang melibatkan 250 penari dan pemusik.

Semarangpos.com, SEMARANG – Demi menarik minat wisatawan berkunujung ke objek wisata di Kota Semarang atraksi wisata berupa pentas kolasal Mahakarya Legenda Goa Kreo dijadwalkan digelar Rabu (1/7/2016).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Mahakarya Legenda Goa Kreo itu mengisahkan perjalanan Sunan Kalijogo dalam upaya mencari kayu jati untuk pilar penyangga atu saka guru Masjid Agung Demak, Bintoro.

Ekspedisi Mudik 2024

Pentas kolosal Mahakarya Legenda Goa Kreo tersebut berdasarkan publikasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, akan digelar pukul 19.00 WIB, Rabu, di pelataran Objek Wisata Goa Kreo, Gunungpati, Kota Semarang. Pentas kolosal itu dilanjutkan tradisi budaya Sesaji Rewanda di tempat yang sama, Rabu (13/7/2016), pukul 08.00 WIB.

Dalam diksi yang promotif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang memaparkan atraksi wisata bertemakan Harmoni Alam dan Budaya tersebut bakal dipergelarkan dalam bentuk tari musikal, yakni sebuah pergelaran kolosal meliputi seni drama, peran, suara, musik, dekoratif, dan tari yang dipadu dengan tata artistik panggung nan megah.

Pementasan tersebut melibatkan 250 penari dan pemusik yang didukung para tata pentas profesional, dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat antara lain warga Desa Wisata Kandri, komunitas tirang, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEP) Semarang. Terlibat juga dalam pergelaran itu komunitas Githung Swara, Ngesti Pandowo, Studio Tanah Airku, kelompok sadar wisata, komunitas warak Gopak Desa Wisata Kandri Kecamatan Gunungpati, serta himpunan mahasiswa pariwisata dari Jogja, Solo, Salatiga, dan Kota Semarang.

Pergelaran Mahakarya Legenda Goa Kreo itu bakal diawali dengan dentuman rampak bedug dan tarian penyambutan, yakni tari Nur Gora Rupa dan tari rakyat Bambu Kerincing. Tarian Nur Gora Rupa dibalut dengan ilustrasi musik perkusi rampak bedug yang menggambarkan syiar agama Islam di Tanah Jawa diharapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menambah suasana sakral dalam prosesi penyambutan tamu hingga pada saat pergelaran berlangsung.

Sedangkan tari Bambu Kerincing terinspirasi dari pohon bambu kerincing yang masih tumbuh area Goa Kreo. Masyarakat setempat meyakini bambu kerincing yang beraroma khas tumbuh saat Sunan Kalijogo beristirahat dalam upaya mencari kayu jati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya