SOLOPOS.COM - Kondisi Pantai Maron, Semarang, yang dipenuhi sampah berserakan dikeluhkan netizen Facebook Grup MIK Semar, Minggu (30/10/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Facebook Antobuncit)

Wisata Pantai Maron, di Kecamatan Tugu, Semarang, kebersihannya dikeluhkan netizen Grup Facebook MIK Semar.

Semarang, SEMARANG Kondisi salah satu objek wisata di Kota Semarang, yakni Pantai Maron, dikeluhkan oleh netizen member Grup Facebook Media Informasi Kota (MIK) Semarang (Semar). Netizen mengeluhkan kondisi pantai yang terletak di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang itu karena kotor dan dipenuhi sampah berserakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal, Pantai Maron merupakan salah satu objek wisata andalan Kota Semarang. Bahkan pantai itu pada medio Oktober lalu sempat dikunjungi penyanyi legendaris Tanah Air, Iwan Fals.

Dalam kunjungannya itu, Iwan Fals, bersama Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi, dan para anggota komunitas pencinta Iwan Fals, Orang Indonesia (OI) menggelar kerja bakti sambil menanam pohon bakau atau mangrove. Namun, belum ada sebulan kerja bakti itu digelar kondisi Pantai Maron kembali memprihatinkan dan jauh dari kata bersih.

Keprihatinan netizen MIK Semar terhadap kebersihan Pantai Maron itu kali pertama dikeluhkan pengguna akun Facebook Antobuncit. Dalam unggahannya, pengguna akun Antobuncit menulis kata-kata keprihatinan sambil menyertakan beberapa foto yang memperlihatkan banyaknya sampah berserakan di pantai yang kabarnya dikelola oleh Pusat Penerbang TNI AD (Penerbad).

“Yth. Mas Hendi dan Dinas Pariwisata Kota Semarang yg saya hormati, alam kota Semarang itu lengkap, ada kawasan perbukitan, dataran rendah (perkotaan) dan laut. Sungguh potensi wisata yang bisa membanggakan apabila dikelola dg semestinya. Pagi ini saya jalan2 beserta keluarga ke Pantai Maron, dengan ekspektasi liburan di pantai yg indah sambil mengenang masa2 kecil sering diajak berwisata. Akan tetapi ketika masuk ke area wisata, kami disuguhkan dg jalan yg menurut saya ekstrim, mirip arena offroad. Sering menemui pengendara roda 2 hampir tergelincir dan belepotan karena lumpur. Dan yang membuat saya speechless adalah ketika sampai di lokasi… suguhan pantai yg kumuh banyak sampah, air laut kotor & warung2 yg terkesan kurang rapi. Ini yg dinamakan ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ketika kota lain berlomba2 meningkatkan pendapatan daerah dari sektor wisata, Semarang sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, seharusnya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan potensi wisata agar dapat menarik wisatawan lokal maupun asing. Sekian dari saya. Salam. NB : biaya masuk ke Pantai Maron Rp. 10.000 (diberi karcis) biaya keluar bandara Rp. 4.000 (tanpa karcis),” tulis pengguna akun Antobuncit, Minggu (30/10/2016) pagi.

Ungggahan pengguna akun Antobuncit itu pun langsung mendapat perhatian dari member MIK Semar lainnya. Banyak yang prihatin dengan kondisi Pantai Maron seperti yang digambarkan pengguna Antobuncit dalam foto-fotonya. Namun, tak jarang juga yang menyatakan bahwa pengguna akun Antobuncit salah alamat karena mengadukan kondisi Pantai Maron kepada Pemkot Semarang. Hal itu karena mereka menilai pihak yang berwenang dalam pengelolaan Pantai Maron adalah Penerbad.

pantai maron

Akses jalan menuju Pantai Maron yang masih berlumpur. (JIBI/Semarangpos.com/Facebook Antobuncit)

“Kuwi pantai opo tempat pembuangan sampah yo… opo tps jatibarang pindah kono,” tulis pengguna akun Handoko Dahlia.

“Wkwkwk… lha pance koyo ngono kahanane nang kono mas, th 2008 aku rono yo wis ngono kui. Cukup sepisan ora bakal rono neh yen ora kepekso,” sahut pengguna akun Rifa Nur Ardiyanto.

“10 ewu nonton sampah ?..opo mnh jmn saiki golek gawean yo angil ..10 rbu sngat berarti ..,” sambung pengguna akun Ahmad Teguh Suseno.

“Inikah pantai marron (marina Kulon) yg dulu jd idola….,” sahut pengguna akun Muhamad Khaliq.

“Wakakaka postingan koyo ngene meneh, wis postingan ke satus piro iki bab sampah pantai Maroon. Ketoke wis sering bianget dibahas koq nek Maroon kuwi pantai milik tni-au (penerbad) sing di kelola warga, dadi ora ono sangkut paut’e karo pemerintah bab perawatan’e. Dan sampah ya itu asalnya dari sungai yang Hilirnya ada di dekat pantai itu juga sampah² dari laut. Kuwi mau kesimpulan dari  postingan² bab sampah pantai Maroon sebelumnya,” terang pengguna akun Adhi Priharmanto.

“Iya mas… saya jg sering baca kok… cmn karena blm ada yg care dg potensi wisata pantai maron, makan nya diumbulke meneh… terlepas itu penerbad atau siapa, demi kemajuan wisata Semarang jangan kapok buat memberikan kritik dan saran… gitu mas e…,” jawab pengguna Antobuncit.

Pernyataan pengguna akun Antobuncit ini pun mendapat dukungan dari beberapa netizen member Grup Facebook MIK Semar, salah satunya adalah pengguna akun Pegawai Harian. “Setuju mas #antobuncit demi kemajuan jgn kapok beri kritik dan saran. Semangaat!.”

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya