SOLOPOS.COM - Batu-batu Candi Asu yang disusun sembarangan oleh warga Dusun Candi, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jateng. (Sasadaramk.blogspot.co.id)

Wisata sejarah di Semarang salah satunya adalah Candi Asu di Bandungan.

Semarangpos.com, UNGARAN – Wisatawan yang kerap melancong ke kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mungkin sudah tak asing dengan Candi Gedong Songo yang berada di Kecamatan Sumowono. Namun tidak demikian halnya dengan Candi Asu yang justru berada di Kecamatan Bandungan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Candi Asu memang sedikit tersembunyi letaknya dan baru belakangan hari ini diperhatikan pemerintah setempat. Salah satu objek daya tarik wisata sejarah di Kabupaten Semarang ini terletak di Dusun Candi, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Seorang bloger bernama Sasadara Manjer Kawuryan melalui blognya Sasadaramk.blogspot.co.id, mengungkapkan bahwa candi bercorak Hindu ini berjarak kurang lebih 1 km dari Candi Gedong Songo. Menurutnya, Nama Candi Asu diambil dari sebuah relief yang dianggap anjing serta patung mirip anjing yang terdapat di candi tersebut. Dalam bahasa Jawa, asu berarti anjing.

Suasana di Candi Asu ini masih asri dan sejuk karena terletak di tengah hutan bambu dan jauh dari keramaian. Bahkan salah satu situs peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Semarang ini masih sepi pengunjung.

Dalam blog tersebut juga disebutkan candi itu terkesan rusak karena warga sekitar candi dahulu merasa cemas bila suatu saat nanti Candi Asu dijadikan tempat wisata oleh pemerintah. Penduduk setempat khawatir jika harus digusur layaknya penggusuran yang sering mereka saksikan dalam berita di televisi.

Karena rasa khawatir itu, warga lantas sempat meruntuhkan beberapa bagian Candi Asu. Warga lantas memanfaatkan sebagian batu candi untuk membangun fondasi rumah.

Kini candi yang dahulu berdiri kokoh dan megah itu tinggallah puing-puing candi yang terdiri atas Lumpang (tempat menumbuk), Gentong (bak tempat air), patung mirip anjing tak berkepala, dan beberapa bagian candi yang masih tersisa. Bahkan, hingga sekarang tak jarang warga yang menggali tanah menemukan puing-puing candi.

Namun setelah mendapat arahan dari pemerintah setempat, warga mulai menyadari jika Candi Asu justru sebenarnya bisa memakmurkan perekonomian warga. Warga yang sebelumnya berusaha meruntuhkan Candi Asu lantas berbondong-bondong kerja bakti membangun jalur jalan menuju lokasi candi.

Di samping berbagai permasalahan itu, Candi Asu memiliki pemandangan yang indah karena mirip taman kecil. Terlebih lagi, letaknya berada agak jauh dari permukiman warga sehingga suasana sejuk, hening, dan segar dapat dirasakan oleh pengunjung. Di sana ditemukan pula beberapa bangunan berbentuk limas segi empat seperti pondok.

Di sebelah timur candi terdapat sebuah makam kecil. Makam ini terletak di lahan  garapan warga dan diyakini sebagai makam anjing yang konon penjaga Candi Asu yang dibunuh oleh seorang anak manusia.

Dengan cerita rakyat dan kesejukan alam serta masih sepi pengunjung, Candi Asu sangat cocok dikunjungi untuk sejenak melepas penat dari sekian banyak rutinitas sehari-hari. Candi ini juga cocok dikunjungi masyarakat perkotaan yang ingin merasakan ketenangan. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya