SOLOPOS.COM - Kepala Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Wardoyo, menunjukkan buah kelengkeng yang sudah layak panen di kebun seluas empat hektare di desa setempat, Minggu (19/4/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN - Wisata petik buah kelengkeng di Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen, terpaksa ditutup karena pandemi corona. Padahal, sekitar 400 pohon kelengkeng di wilayah tersebut sudah memasuki masa panen sejak tiga pekan terakhir.

“Tahun lalu objek wisata petik buah kelengkeng itu sudah dibuka. Cukup dengan bayar tiket masuk Rp20.000, pengunjung biasa makan buah kelengkeng sepuasnya dengan cara memetik sendiri dari pohon,” kenang Kepala Desa Sigit, Wardoyo, saat ditemui wartawan di kebun kelengkeng itu, Minggu (19/4/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Moto GP 2020 Mulai Rancang Balapan Tanpa Penonton

Potensi agrowisata itu bisa menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp2,5 juta/hari pada tahun lalu. Satu pohon bisa ditebas dengan harga Rp450.000 oleh pengepul. Pada saat itu, harga buah kelengkeng dari petani masih berkisar Rp15.000/kg.

Lantaran agrowisata ditutup demi mencegah persebaran virus corona. Mau tidak mau, petani harus memutar otak supaya hasil panen kelengkeng tidak sia-sia. Di bawah koordinasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), para petani mulai menjual hasil panen melalui online. Mereka menggunakan aplikasi Facebook, Twitter dan WhatsApp (WA) untuk memasarkan hasil panen.

“Tahun ini jelas berbeda dengan tahun lalu. Dulu pembeli datang sendiri sekalian ingin berwisata. Sekarang harus kerja lebih keras untuk memasarkan hasil panen," tutur Wardoyo.

1 Pasien Corona Solo Sembuh, 1 PDP Jadi Positif

"Sudah tiga pekan ini kelengkeng itu dipasarkan secara online. Alhamdulillah sudah ada pemasukan untuk petani. Tiap hari mereka bisa melayani penjualan kelengkeng itu. Rata-rata pembelinya dari Kecamatan Tangen dan sekitarnya. Satu kg kelengkeng dijual Rp20.000,” terangnya.

Cegah Kerumunan

Agrowisata petik buah kelengkeng itu memang tertutup oleh umum. Namun, satu atau dua warga yang datang tetap diizinkan masuk karena dinilai tidak tidak menimbulkan kerumuman warga yang berpotensi menjadi media penularan Covid-19.

Satu Warga Boyolali Positif Corona, 60 Orang Kontak Erat

Akhirudin, 30, warga Ngrampal, merasa beruntung diizinkan masuk agrowisata petik kelengkeng itu bersama satu temannya. “Kebetulan saya datang hanya berdua sehingga bisa dibolehkan masuk. Ini kali kedua saya datang ke sini. Rasanya menyenangkan bisa makan buah kelengkeng langsung dipetik dari pohonnya,” papar Udin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya