SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Pengembangan objek wisata alam lereng Gunung Merapi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, terkendala rusaknya jalur menuju destinasi wisata tersebut.

Hal itu mengemuka dalam seminar bertajuk Pemberdayaan Pengusaha Pariwisata Menuju Kebangkitan Pariwisata Klaten di Hotel Grand Tjokro, Sabtu (9/3/2013). Kegiatan ini diselenggarakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Soloraya bersama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Asita Soloraya, Suharto, mengatakan objek wisata alam di lereng Gunung merapi khususnya di Balerante memiliki potensi luar biasa. Selain menyuguhkan pemandangan alam, pengunjung bisa mencoba sensasi berpetualang menaiki dan menuruni lereng.
Pengunjung juga bisa melihat langsung benda-benda yang menjadi saksi bisu kedahsyatan erupsi Gunung Merapi 2010 lalu. Kendati demikian, Suharto menyayangkan rusaknya jalur menuju kawasan Balerante.

“Saat rombongan Asita Soloraya ke sana [Balerante], kondisi jalur rusak karena kerap dilintasi truk pasir. Bahkan, kami harus berjalan lambat di belakang truk-truk tersebut,” papar Suharto.

Suharto berharap Disbudparpora bisa menata kawasan objek wisata alam di Balerante untuk menarik wisatawan. Dia berharap Pemkab Klaten bisa menyiapkan jalur khusus bagi wisatawan supaya tidak melintasi jalur yang biasa digunakan truk pasir dari penambangan Galian Golongan C di lereng Merapi.

“Objek wisata itu harus ditata. Pemerintah daerah memiliki kewenangan itu. Kalau jumlah wisatawan meningkat, nanti hukum ekonomi akan berjalan. Tak hanya pemerintah daerah yang mendapat pemasukan, warga sekitar juga bisa menuai berkah dengan membuka lapak untuk jualan pernak-pernik atau kuliner,” tandas Suharto.

Selain Balerante, sambung Suharto, objek wisata di Klaten yang memiliki potensi besar antara lain Sentra Kerajinan Gerabah dan Keramik Desa Melikan, kampung tenun lurik di beberapa kecamatan serta Makam Sunan Pandanaran di Bayat. Menurutnya, Makam Sunan Pandanaran merupakan objek wisata religi yang tidak pernah sepi dari peziarah.

Menanggapi hal itu, Kepala Disbudparpora Klaten, Sugeng Haryanto, berharap kerja sama dengan Asita Soloraya untuk pengembangan objek wisata di Klaten. Dia tidak memungkiri pengelolaan objek wisata di Klaten selama ini kurang maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya