SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wisata Magelang dimeriahkan dengan pergelaran Festival Lima Gunung.

Kanalsemarang.com, MAGELANG-Kesenian Obros, sebuah tradisi budaya masyarakat untuk melakukan dakwah Islam, dipentaskan dalam Festival Lima Gunung XIV di kawasan Gunung Andong, di Dusun Mantran Wetan, Desa Girireji, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/8/2015).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Kemungkinan saat ini, tinggal satu kelompok ini di Indonesia yang masih melestarikan kesenian ‘Obros’ ini,” kata seorang pegiat Kelompok Kesenian “Obros” Dusun Petugan, Desa Jebengsari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Nur Wulan Yulianing, di sela pementasan kesenian tersebut di Magelang.

Para penari dan penembang pengiringnya mengenakan pakaian warna-warni bernuansa islami ala Timur Tengah, antara lain berjubah panjang, mengenakan properti tasbih ukuran besar-besar dikalungkan di lehernya, berkacamata, dan bersurban. Jumlah penari, penembang, dan penabuh alat musik pengiring yang mencapai 30 orang sebagian berusia tua, atau di atas 50 tahun.

Sejumlah nomor gerak tarian dan lagu-lagu selawat berisi dakwah mewarnai gerakan tarian selama sekitar 20 menit tersebut, sedangkan alat musik pengiringnya adalah rebana dan jedhor.

Nur Wulan menjelaskan kesenian tersebut semula berkembang di lingkungan Pondok Pesantren, khususnya di Jambu, Ambarwa, Kabupaten Semarang, Jateng. Oleh seorang santri ponpes tersebut, Baderan (almarhum), pada 1959 dikembangkan di Dusun Petugan dan diterima masyarakat setempat.

“Pada 1985 kemudian resmi terbentuk organisasi kesenian yang diberi nama Obros,” tuturnya.

Obros, katanya, berasal dari kata “Baroso” yang dalam bahasa Jawa dimaksud sebagai “Belangno sopo siro”, yang artinya perintah tentang pembauran dengan masyarakat yang beragam.

“Maksudnya, membaurlah kami di dalam lingkup yang beraneka ragam, namun bisa menyatukan tujuan sesuai dengan lambang negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya.

Ia mengaku selama ini kelompoknya sering mementaskan kesenian Obros di sejumlah ponpes di Kecamatan Tempuran, Salaman, Tegalrejo (Kabupaten Magelang), dan Bergas (Kabupaten Purworejo), serta Yogyakarta.

Festival Lima Gunung XIV diselenggarakan oleh seniman petani Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh) di dua lokasi, yakni di Dusun Mantran Wetan (Gunung Andong) dan Dusun Tutup Ngisor, Desa Girirejo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pada Jumat-Senin (14-17/8/2015).

Panitia memperkirakan festival tersebut menampilkan 800-1.000 seniman yang juga anggota komunitas, berbagai kelompok kesenian di desa-desa sekitar lokasi festival, serta mereka yang datang dari berbagai kota dan luar negeri.

Agenda festival, antara lain pementasan tarian tradisional, kontemporer, dan kolaborasi, pentas musik, pembacaan musikalisasi puisi, pameran seni rupa, kirab budaya, peluncuran buku, sarasehan dan pidato kebudayaan, serta peringatan HUT Ke-70 RI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya