SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung menikmati keindahan Curug Setawing di Dusun Jonggrangan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Minggu (27/12/2015). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo di jalur Pegunungan Menoreh akan dioptimalkan mendukung jalur bandara baru ke Candi Borobudur

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kulonprogo bersiap mendukung pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobudur dan sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belasan desa di wilayah perbukitan menoreh diarahkan untuk mengoptimalkan potensi masing-masing, khususnya untuk meramaikan sektor pariwisata.

Kepala Disparpora Kulonprogo, Krissutanto mengatakan, kontribusi Pemkab Kulonprogo dalam pengembangan KSPN salah satunya diwujudkan dalam program Bedah Menoreh. Bedah menoreh bakal membuka dan mempermudah akses jalan dari bandara baru di Temon menuju Borobudur, Jawa Tengah.

Namun, Kulonprogo tidak bisa hanya puas menjadi penyedia jalur wisata. “Obyek wisata di wilayah yang terlewati jalur bedah menoreh juga seharusnya bisa lebih dikembangkan,” ungkap Krissutanto, Selasa (26/7/2016).

Pemkab Kulonprogo berupaya agar orang-orang yang ingin menuju Borobudur tidak lurus begitu saja ke obyek wisata tersebut begitu turun dari bandara. Kondisi itu harus dijadikan kesempatan untuk menarik lebih banyak wisatawan yang minimal tertarik untuk mampir di salah satu obyek wisata Kulonprogo.

Krissutanto memaparkan, setidaknya ada 16 desa yang terlewati jalur bedah menoreh, antara lain di wilayah Kecamatan Kokap, Kalibawang, Samigaluh, hingga Girimulyo. Menurutnya, setiap desa pasti memiliki potensi tertentu yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat apabila dikelola secara tepat.

Dia menyontohkan keberadaan sejumlah obyek wisata baru yang potensinya diangkat oleh warga sekitar, seperti Bukit Canting Mas di Kokap dan Kedung Pedut di Girimulyo. “Ada juga potensi geoheritage bekas tambang mangaan Kliripan di Hargorejo, Kokap,” ucap dia.

Selain obyek wisata alam, potensi perkebunan dan peternakan juga layak ditawarkan kepada wisatawan. Krissutanto mengatakan, hal itu bisa dilihat dari terus meningkatnya popularitas kawasan perkebunan teh di Samigaluh.

Nantinya, masyarakat diharapkan tidak hanya menyediakan lokasi untuk berfoto dan menjual produk hasil budidaya. Mereka juga dapat menawarkan paket wisata edukasi, misalnya cara pengolahan daun teh.

Krissutanto lalu mengungkapkan, instansinya telah berkoordinasi dengan belasan pemerintah desa terkait. Dia berpendapat, ada banyak hal yang mesti dipersiapkan dengan lebih matang sembari menunggu realisasi bedah menoreh. Meski begitu, pemberdayaan masyarakat tetap harus menjadi poin utama. “Pada akhirnya kami ingin kondisi itu membuat angka kemiskinan terus berkurang. Nanti pembinaannya juga lintas sektoral,” ujar Krissutanto.

Sementara itu, Kabag Kesejateraan Rakyat Pemerintah Desa Hargorejo, Sukarmo membenarkan jika bekas tambang mangaan di Dusun Kliripan sedang disiapkan menjadi obyek wisata geoheritage. Sebuah gerbang wisata juga akan dibangun di dekat balai desa sebagai penanda. “Itu infonya terealisasi pada 2017 besok,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya