SOLOPOS.COM - Pemandian Tirto Mulyono di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Pemandian Tirto Mulyono dikembangkan menjadi objek wisata unggulan.

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten berencana mengembangkan Pemandian Tirto Mulyono yang terletak di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, menjadi objek wisata unggulan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pengembangan dilakukan dengan membuat kawasan Tirto Mulyono menjadi water park serta kolam renang berstandar nasional. Anggaran sekitar Rp2 miliar sudah dipersiapkan melalui APBD 2017 untuk keperluan tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Joko Wiyono, mengatakan pengembangan Tirto Mulyono dilakukan bertahap. Pada 2017, pengembangan dilakukan dengan membangun wahana bermain anak-anak dengan perluasan sisi selatan pemandian.

“Untuk pengembangan kolam renang standar nasional kami lakukan pada tahun selanjutnya. Kami kembangkan sedikit demi sedikit. Kalau secara total perkiraan kami butuh hingga Rp10 miliar,” kata dia, Senin (27/2/2017).

Soal pengelolaan Tirto Mulyono, Joko menjelaskan bakal berembuk dengan pemerintah desa setempat. Salah satu pembahasan yakni membuat memorandum of understanding (MoU) terkait pengelolaan.

Informasi yang dihimpun, Pemandian Tirto Mulyono saat ini memiliki tiga kolam dengan kedalaman berbeda. Satu kolam besar berukuran sekitar 50 meter x 20 meter dengan kedalaman 2-2,5 meter. Dua kolam lainnya berukuran 10 meter x 10 meter dengan kedalaman sekitar 70 sentimeter. Pemandian Tirto Mulyono memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi.

Kepala Desa Pluneng, Wahyudi, mengatakan Pemandian Tirto Mulyono merupakan salah satu kas desa setempat yang selama ini dikelola pihak ketiga melalui sistem lelang. Pada 2016, pendapatan asli desa dari pemandian itu sekitar Rp112 juta.

“Untuk pengunjung itu per hari sekitar 200 orang. kalau Minggu atau libur pengunjung bisa sampai 1.000 orang. Tiket masuk ke pemandian Rp5.000,” katanya.

Soal rencana pemkab mengembangkan wisata di Tirto Mulyono, Wahyudi pun menyambut baik. “Sebelumnya sudah ada pembicaraan. Rencananya Pemandian Tirto Mulyono dijadikan kolam renang skala nasional dan water park,” katanya.

Pemandian bakal diperluas pada sisi selatan dan barat yang masih berupa area persawahan. Lahan milik warga seluas 7.500 meter persegi serta tanah kas desa seluas 8.000 meter persegi menjadi sasaran perluasan Tirto Mulyono.

Soal pembebasan lahan, Wahyudi menuturkan segera dilakukan. Hal itu termasuk pemanfaatan lahan milik kas desa. “Tahun ini sudah mulai dibuat water park. Ada lahan milik kas desa yang sudah diminta dikeringkan dulu atau setelah panen tidak ditanami lagi,” urai dia.

Wahyudi berharap dari pengembangan tersebut, pengelolaan Tirto Mulyono bisa diserahkan ke BUM desa. Hal itu dimaksudkan agar keberadaan Tirto Mulyono tetap bisa menyumbang pendapatan ke desa serta berimbas pada kesejahteraan masyarakat setempat.

“Percuma saja kalau nanti pengelolaan jatuh ke pihak ketiga. Kalau tidak untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, untuk apa dilakukan pengembangan. Makanya, kami berkeinginan setelah ada pengembangan itu bisa dikelola BUM desa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya