SOLOPOS.COM - Suasana Festival Candi Kembar di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Sabtu (2/9/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten, Festival Candi Kembar di Candi Plaosan berlangsung meriah.

Solopos.com, KLATEN — Iring-iringan peserta kirab menyusuri jalan antara Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan hingga Candi Plaosan, Klaten, Sabtu (2/9/2017) siang. Mereka merupakan warga sembilan RW Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengenakan beragam kostum, warga masing-masing RW membawa gunungan berisi aneka hasil bumi menuju lapangan sisi timur kawasan Candi Plaosan. Satu per satu gunungan yang dibawa ditata rapi di lapangan berlatar belakang dua candi utama Plaosan yang disebut candi kembar.

Seusai sambutan dari sejumlah pejabat, warga lantas berhamburan mendatangi gunungan guna memperebutkan berbagai hasil bumi meski doa belum rampung dibacakan. Kirab gunungan merupakan bagian acara pembukaan Festival Candi Kembar di Desa Bugisan.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain karnaval, para penari dari berbagai daerah tampil pada acara pembukaan tersebut. Festival Candi Kembar digelar untuk kali kedua.

Selama tiga hari yakni Jumat-Minggu (1-3/9/2017), festival itu menampilkan beragam kesenian seperti jathilan, tari, serta pentas musik di lapangan sisi timur kawasan Candi Plaosan. “Beberapa kegiatan diantaranya pada Jumat malam sudah digelar pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Pada Sabtu digelar karnaval, tari, gejok lesung, serta atraksi jatilan. Sementara pada Minggu salah satunya akan digelar festival gerobak sapi,” kata Kepala Desa Bugisan, Heru Nugroho, saat ditemui di sela pembukaan festival, Sabtu.

Festival itu bertujuan mengenalkan Candi Plaosan di Desa Bugisan. Heru menjelaskan belum banyak orang mengetahui pesona Candi Plaosan terutama keindahan candi-candi di tempat itu saat sore hari matahari mulai tenggelam.

“Pemandangannya sangat indah ketika pemandangan sore hari,” katanya.

Selain mengenalkan pesona Candi Plaosan, festival digelar untuk mengenalkan Bugisan sebagai desa wisata. Berbagai kesenian tradisional menjadi daya tarik desa setempat. “Di desa kami ada kelompok-kelompok kesenian seperti jatilan, karawitan, gejok lesung, srandul, serta pring sedapur. Karena di desa kami ada Candi Plaosan, kami kreasikan dengan kesenian di desa kami,” kata Heru.

Festival serupa yang digelar tahun lalu cukup memberi dampak ke perkembangan desa wisata Bugisan. Heru menuturkan rata-rata setiap bulan kelompok kesenian di Bugisan tampil menghibur wisatawan yang datang menikmati keindahan Candi Plaosan.

“Harapan kami seperti itu, semakin banyak wisatawan yang datang ke Candi Plaosan dan memberi dampak terutama ke ekonomi warga kami,” katanya.

Festival Candi Kembar yang digelar tahun ini menggunakan alokasi dana dari pemerintah desa senilai Rp30 juta. Selain itu, penyelenggaraan festival mendapat suntikan dana dari Pemkab Rp50 juta.

Plt. Bupati Klaten, Sri Mulyani, berharap festival itu bisa digelar rutin setiap tahun agar semakin dikenal hingga ke mancanegara. Festival itu disebut-sebut sebagai salah satu ikon Kabupaten Bersinar.

Mulyani menuturkan Bugisan merupakan salah satu dari 40 desa di Klaten yang mulai mengembangkan diri menjadi desa wisata. Guna pengembangan potensi wisata, Pemkab siap menggelontorkan dana bantuan pada tahun ini.

“Bugisan menjadi salah satu desa yang akan kami bantu Rp200 juta untuk mengembangkan potensi wisata,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya