SOLOPOS.COM - Ilustrasi buah durian (yearofthedurian.com)

Pemkab Klaten mengadakan festival durian di Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, pekan depan.

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 850 buah durian bakal diberikan gratis kepada para pengunjung saat Festival Durian di Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, Rabu (14/2/2018). Ratusan durian itu dibeli dari petani di wilayah Jatinom menggunakan dana APBD Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Camat Jatinom, Sip Anwar, memastikan festival tetap digelar sesuai rencana. Pada 2017, festival durian batal digelar lantaran petani gagal panen. “Untuk tahun ini alhamdulillah panen petani lumayan bagus,” kata Anwar saat dihubungi Solopos.com, Rabu (7/2/2018).

Ia mengatakan dana APBD Klaten yang disiapkan untuk membeli durian dari petani sekitar Rp40 juta. Pembelian durian melalui pihak ketiga dengan ketentuan durian dibeli dari hasil panen petani Jatinom.

Durian yang dibeli bakal disajikan secara gratis bagi tamu undangan dan warga yang berkunjung. Untuk meminimalkan kericuhan saat festival tersebut, Anwar mengaku sudah berkoordinasi dengan polsek dan koramil. Selain itu, panitia menyiapkan petugas untuk membuka buah durian di 20-an stan yang disiapkan.

“Sebelum acara kan ada seremonial. Untuk ketertiban, nanti ada petugas yang jaga di stan-stan. Ada petugas membuka buah durian lantas nanti disajikan bagi warga yang datang,” kata dia.

Ia menuturkan warga yang tak kebagian durian gratis, mereka bisa membeli durian dari para pedagang yang berjualan di sekitar lokasi festival yakni di lapangan Desa Randulanang. Festival itu sekaligus untuk mengangkat harga durian.

Anwar menuturkan festival itu dimaksudkan mengenalkan Jatinom sebagai sentra budidaya durian di Klaten. Kebanyakan petani tersebar di wilayah Desa Beteng, Randulanang, dan Socokangsi. Selain itu, festival dimaksudkan mengenalkan potensi-potensi wisata di Jatinom.

Kepala Desa Randulanang, Sumarno, mengatakan durian yang diberikan gratis kepada masyarakat hanya bisa dinikmati di lokasi festival. Artinya, warga tak bisa membawa pulang durian yang digratiskan. “Kalau mau membawa oleh-oleh bisa membeli pedagang durian di luar lokasi festival,” katanya.

Sumarno menjelaskan baru tahun ini para petani mulai menikmati panen durian. Sekitar lima tahun terakhir, petani tak bisa meraup untung lantaran gagal panen. “Durian itu dalam setahun ada tiga kali panen. Ini dimulainya September sampai Februari,” urai dia.

Sumarno menjelaskan dari total 935 keluarga di Randulanang, 50 persen keluarga menanam durian. Rata-rata setiap keluarga menanam lima pohon. Jumlah total luas lahan yang ditanami durian sekitar 10 hektare.

Soal keuntungan, Sumarno mengatakan tak bisa memprediksi. Namun, harga tebas durian untuk satu pohon bisa mencapai Rp10 juta sampai Rp15 juta tergantung banyaknya buah serta kualitas buah.

“Kalau pohonnya besar kisaran umur 50 tahun, sekali panen harga satu pohon bisa Rp10 juta hingga Rp15 juta. Rata-rata di Randulanang umur pohon durian sekitar 20 tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya