SOLOPOS.COM - ilustrasi (wikipedia)

Wisata Karimunjawa bertambah lengkap dengan adanya taman kupu-kupu.

Semarangpos.com, SEMARANG- Taman Kupu-Kupu Karimunjawa atau dikenal dengan Karimun Butterfly Park siap menyambut wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ada sekitar 30 spesies kupu-kupu dari berbagai daerah di Indonesia yang saya datangkan untuk dikembangbiakkan,” kata pemilik Karimun Butterfly Park, Herry Agus Muljono di Semarang, Senin (11/1/2016).

Herry menjelaskan penangkaran kupu-kupu itu dirintisnya di daerah Kapuran, Pulau Karimunjawa, sejak 1 April 2014, untuk mengeksplorasi kekayaan fauna, khususnya kupu-kupu yang ada di Indonesia.

Menempati luas lahan sekitar 3.000 meter persegi, pria yang berdomisili di Semarang itu membangun taman kupu-kupu yang dilengkapi galeri foto, bioskop tiga dimensi, dan sejumlah permainan.

“Sekarang ini, saya siapkan juga penginapan untuk wisatawan. Ya, sementara baru 10 kamar. Total luas lahan yang ada sekitar 2 hektare, namun yang saya manfaatkan baru 3.000 meter persegi,” katanya.

Mengenai kupu-kupu, ia menjelaskan masa hidup kupu-kupu sebenarnya hanya dua pekan sehingga sebagian spesies yang sudah mati akan diawetkan untuk sarana edukasi atau pembelajaran bagi wisatawan. Ia menerangkan proses dari telur menjadi ulat membutuhkan waktu dua pekan, kemudian ulat menjadi kepompong dua pekan, dan kepompong jadi kupu-kupu juga membutuhkan waktu selama dua pekan.

“Kupu-kupu sendiri hidupnya juga dua pekan. Banyak spesies yang saya datangkan dari Bali, Malang, Bandung, dan sebagainya. Untuk kupu-kupu khas Karimunjawa sebenarnya ada,” katanya.

Untuk spesies khas Karimunjawa ada kupu-kupu Sam Pek Eng Tay, lanjut dia, namun sejauh ini spesies kupu-kupu yang berukuran kecil itu belum berhasil dikembang-biakkan karena bergantung musim.

Spesies kupu-kupu berukuran paling besar, kata dia, yakni kupu-kupu gajah yang sudah berhasil ditangkarkan, dan beberapa sudah diawetkan menjadi spesimen yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

“Ya, kebetulan sekarang ini sedang musim panas. Jadi, banyak kupu-kupu yang mati. Kupu-kupu ini unik, sekali bertelur bisa sampai 300 butir, tetapi yang jadi kupu-kupu hanya 30 persennya,” ujarnya.

Penyebabnya, kata dia, banyak telur yang jatuh kemudian terinjak, atau dimakan serangga sehingga diperlukan penanganan khusus, seperti menempatkannya di tempat khusus untuk menghindari pemangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya