SOLOPOS.COM - Candi Sukuh, salah satu objek wisata unggulan di Karanganyar. Sayangnya objek wisata sejarah bernilai tinggi ini masih mengalami permasalahan klasik yaitu masih tidak memadainya kualitas fasilitas pendukung seperti toilet dan jalan akses. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Candi Sukuh, salah satu objek wisata unggulan di Karanganyar. Sayangnya objek wisata sejarah bernilai tinggi ini masih mengalami permasalahan klasik yaitu masih tidak memadainya kualitas fasilitas pendukung seperti toilet dan jalan akses. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Candi Sukuh, salah satu objek wisata unggulan di Karanganyar. Sayangnya objek wisata sejarah bernilai tinggi ini masih mengalami permasalahan klasik yaitu masih tidak memadainya kualitas fasilitas pendukung seperti toilet dan jalan akses. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

KARANGANYAR – Buruknya kondisi fasilitas sanitasi seperti toilet menjadi kendala pengembangan wisata Candi Sukuh dan Cetho di Karanganyar. Selain itu jalan menuju kedua objek wisata unggulan itu juga masih jelek.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pengelolaan yang masih dilakukan masyarakat dijadikan dalih Pemkab Karanganyar menanggapi keluhan itu. “Standar kebersihan masyarakat beda dengan turis,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Karanganyar, Sundoro kepada Solopos.com. Selain itu, musim hujan kerap membuat sejumlah jalan menjadi rusak. Rata-rata sejumlah jalan ambrol dan aspal jalan tergerus air sehingga menimbulkan lubang. Hal itu membuat perjalanan wisata menjadi terganggu.

Sundoro mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar untuk memperbaiki jalan rusak menuju Candi Sukuh dan Cetho. Menurutnya, dalam waktu dekat jalan tersebut bakal diperbaiki DPU. Sementara, pihaknya telah memperbaiki sejumlah MCK di kedua objek wisata tersebut.

Ditambahkan Sundoro, sedikitnya 3.700 wisatawan mancanegara mengunjungi sejumlah objek wisata di Karanganyar pada 2012. Jumlah tersebut sesuai dengan tujuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar yang mendukung program Visit Jateng Year yang dicanangkan Pemprov Jateng.

Menurut dia, sejak 2012 pihaknya menjalin kerja sama dengan 20 biro perjalanan asing dari Thailand dan Jepang. Sejumlah turis yang dibawa biro perjalanan tersebut ditawarkan untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Karanganyar. Kerja sama itu telah mendongkrak jumlah wisatawan yang datang ke Karanganyar karena hanya sebagian kecil wisatawan asing yang datang tanpa biro perjalanan. Umumnya, lanjut Sundoro, wisatawan asing menggemari jenis wisata sejarah ketimbang wisata religi maupun wisata alam.

Selain mengembangkan kerja sama dengan biro perjalanan, saat ini Disparbud bekerja sama dengan lembaga Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SD dan SMP se-Karanganyar. Dia mengajak kepala sekolah untuk mendukung program one day tour (piknik sehari) di lingkungan Karanganyar. Program itu bertujuan mengembangkan objek wisata di Karanganyar. Meski diakui, jumlah wisatawan domestik di sejumlah objek wisata Karanganyar pada 2012 mencapai angka satu juta pengunjung. Sundoro yakin, belum tentu warga Karanganyar tahu potensi wisata di wilayahnya. “Kalau biasanya anak-anak SD piknik ke Jogja, sekarang diarahkan untuk piknik di wilayah Karanganyar. Ojo piknik adoh-adoh,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya