SOLOPOS.COM - Arena pertunjukan di pelataran Tebing Breksi. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Jogja perlu pengembangan objek-objek penyangga

Harianjogja.com, JOGJA – Kawasan wisata penyangga harus dikembangkan seiring akan beroperasinya New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada 2019 mendatang di Kulonprogo.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) siap memberikan dukungan terhadap pengembangan untuk mengarahkan wisatawan menuju kawasan wisata penyangga.

Ketua DPD ASITA DIY Sudiyanto menjelaskan, pihaknya akan menyiapkan paket wisata unggulan dengan mengangkat kawasan wisata penyangga dan wisata budaya dengan beroperasinya NYIA pada 2019.

Sejumlah kawasan wisata penyangga tersebut seperti di Gunungkidul, Sleman, mulai dari Air Terjun Sri Getuk, Tebing Breksi, Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul dan lainnya.

Meski demikian, ia tidak menampik, hal itu butuh kemampuan sumber daya manusia (SDM) lokal serta insfrastruktur lokasi wisata untuk dapat melayani wisatawan dengan baik. “Selain itu akses ke lokasi wisata juga harus lebih baik,” ungkapnya di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/2/2017).

Selain itu, pihaknya akan melibatkan masyarakat setempat terutama di sejumlah wisata berbasis desa. Sehingga diharapkan wisatawan terutama mancanegara dapat menikmati budaya lokal. Selain itu masyarakat desa dapat menampilkan produk mereka masing-masing.

Ia berharap, jika NYIA sudah beroperasi, ketika wisatawan tiba di Bandara, maka akan diarahkan untuk bermalam di Kulonprogo. Sehingga hari berikutnya dapat melakukan kunjungan di sejumlah tempat wisata di Kulonprogo. Kendati demikian, untuk menghadapi wisatawan yang bakal membanjiri Kulonprogo harus dipersiapkan sumber daya lokal yang memadai.

Menurut Sudiyanto, ASITA akan mengupayakan untuk meningkatkan durasi lebih lama bagi wisatawan untuk tinggal di DIY. Dalam pengamatannya, sesuai dengan karakter wisatawan asal Asia, seringkali tidak lama berada di DIY. Sedangkan Eropa lebih sering menginap antara dua hingga tiga malam kemudian berpindah ke tempat lain. “Harapannya, tidak siang datang lalu sore pulang,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya