SOLOPOS.COM - Tiga mahasiswa Akademi Keperawatan Yayasan Keperawatan Yogyakarta (YKY) berfoto di depan Klenteng Poncowinatan, Rabu (9/11/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Kelenteng Poncowinatan di Belakang Pasar Kranggan menjadi objek foto yang menarik

Harianjogja.com, JOGJA-Meski hadir sebagai tempat peribadatan umat Budha, Konghuchu, dan Taoisme, namun keberadaan Kelenteng tidak hanya menjadi perhatian bagi pemeluk tiga kepercayaan tersebut. Masyarakat pemeluk lain seperti muslim pun tak jarang yang menaruh perhatian dan kegagumannya pada arsitek klenteng yang dipandang sarat unsur budaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sukma Lailli misalnya. Mahasiswa Akademi Keperawatan Yayasan Keperawatan Yogyakarta (YKY) semester I ini menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk mengunjungi salah satu kelenteng di Jogja, Kelenteng Tjien Ling Kiong Poncowinatan. Ia tertarik dengan arsitek bangunannya yang menggambarkan gaya Tiongkok kuno.

“Klenteng itu unik dari sisi arsitekturnya. Warnanya identik dengan perpaduan merah dan emas. Lampionnya juga bagus,” katanya pada Harianjogja.com, Rabu (9/11/2016) di sela-sela kesibukannya berfoto selfie bersama dua temannya di halaman Kelenteng Poncowinatan.

Ia merasa nyaman selama di Kelenteng. Awalnya dia hanya ingin berfoto dari depan kelenteng, tetapi karena ada seorang perempuan yang memperbolehkannya masuk ke Kelenteng, ia kemudian merasa penasaran dan semakin ingin melihat sampai bagian dalam Kelenteng.

Sebagai muslim, ia memiliki rasa hormat kepada pemeluk Budha atau Konghuchu yang ada klenteng tersebut. Terkait kerukunan umat beragama, perempuan 19 tahun asal Sleman ini berpendapat sebenarnya masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jogja pada khususnya bisa hidup rukun asal masyarakatnya mulai menghilangkan sebutan orang China, seperti yang masih terdengar saat ini.

Sementara itu penjaga Kelenteng Poncowinatan Margoutomo sebelumnya mengatakan, Kelenteng yang terletak di belakang Pasar Kranggan tersebut memang sering menjadi jujugan wisatawan yang ingin berfoto. Bahkan di antara mereka ada yang sengaja datang untuk meminta doa. “Minta doa karena nggak bisa tidur juga ada,” katanya.

Ia menyayangkan, karena di antara orang yang datang ke Kelenteng, ada sebagian dari mereka yang justru ingin mencari pesugihan. Dari situ ia melihat masih ada masyarakat yang salah menafsirkan keberadaan kelenteng di tengah masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya