SOLOPOS.COM - Ilustrasi pariwisata Gunung Bromo (JIBI/Bisnis/Doc.)

Wisata Jatim ke Gunung Bromo terkendala aktivitas vulkanis yang kini berstatus Siaga.

Madiunpos.com, MALANG — Kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo anjlok seiring status Siaga yang diterapkan terhadap aktivitas vulkanis gunung tersebut. Kini, angka kunjungan wisata ke Gunung Bromo di Jatim itu tinggal tersisa 5% kondisi normal.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari mengatakan sebelum status Gunung Bromo ditingkatkan menjadi Siaga, kunjungan wisatawan ke objek wisata mencapai 2.000 orang/hari kerja atau biasa sedangkan pada hari Minggu dan libur mencapai 5.000 orang/hari. “Sejak ditingkatkan statusnya menjadi siaga pada 4 Desember lalu, kunjungan wisatawan hanya tinggal 100 orang per hari,” ujarnya di Malang, Selasa (8/12/2015).

Karena itulah, dia memprediksikan, target kunjungan wisata ke Bromo dan Semeru pada 2015 sebanyak 600.000 orang terdiri atas 560.000 wisatawan domestik dan 40.000 wisatawan mancanegara, sulit tercapai. Paling banter, menurut prediksinya, realisasi kunjungan wisatawan hanya mencapai 500.000 orang.

Sampai dengan  Oktober, kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut  baru tercapai 435.000 orang. Target gagal dicapai karena kondisi Bromo sangat tidak stabil atau dalam kondisi force majeure. Status Waspada berarti wisatawan harus menjauhi kawah Bromo hingga brjarak sekurang-kurangnya 1 km, sedangkan status Siaga 2,5 km.

Dengan kondisi tersebut, kaldera ditutup. Pintu masuk Cemoro Lawang ditutup Hanya pengunjung yang ke Penanjakan dari Wonokitri masih masih diperbolehkan. Pintu masuk Cemoro Lawang dari Kabupaten Probolinggo dan Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ditutup.

Terkait dengan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 2015 untuk objek wisata Rp16 miliar, dia memperkirakan sulit tercapai. Sedangkan untuk tahun lalu, realisasi penerimaan PNBP tahun lalu mencapai Rp15,171 miliar dari tiket masuk 570.145 pengunjung yang terdiri atas 546.433 wisatawan domestik dan 23.712 wisatawan  asing.

Penaikkan Retribusi
Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang Herman Maryono mengatakan turunnya kunjungan wisatawan ke Bromo tidak semata karena meningkatnya aktivitas gunung tersebut.

Faktor penaikan retribusi atau PNBP juga ikut berdampak pada penurunan wisatawan  ke Bromo. Penaikan retribusi terutama dirasakan berat bagi wisatawan asing. Padahal wisatawan asing yang ke Indonesia, termasuk yang ke Bromo tidak semuanya berkantong tebal.

Sebagian besar justru wisatawan jenis back packer alias wisatawan dengan budget terbatas. Namun, Ayu menampik sinyalemen tersebut. Intinya, menurunnya jumlah wisatawan semata karena meningkatnya status Bromo menjadi siaga, bukan karena faktor lainnya. “Tidak ada kaitannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya