SOLOPOS.COM - Ilustrasi kuliner kaki lima Surabaya (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Wisata Jatim saat Ramadan diharapkan pengusaha perhotelan Jatim menggeliat jika ada acara Internasional.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pengusaha perhotelan di Jawa Timur menyarankan pemerintah untuk menggelar lebih banyak acara bertaraf internasional saat Ramadan, guna mematahkan siklus tahunan rendahnya tingkat penghunian kamar saat bulan puasa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Jatim Mochamad Soleh menjelaskan pada Ramadan tahun ini, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di provinsi tersebut anjlok 40% dibandingkan periode Ramadan tahun lalu.

Menurutnya, penurunan angka TPK saat bulan puasa adalah tren yang terjadi hampir setiap tahun. Namun, penurunan untuk tahun ini dinilai lebih dalam ketimbang periode-periode sebelumnya. “Ini memang adalah siklus tahunan,” jelasnya saat dihubungi, Senin (29/6/2015).

Acara Taraf Regional
Dia berpendapat salah satu penyebab tren tersebut adalah upaya pemerintah provinsi yang kurang getol dalam menghelat pergelaran internasional. Mayoritas acara yang diadakan saat Ramadan 2015 hanya bertaraf regional.

“Seharusnya ada event internasional, supaya kunjungan wisatawan mancanegara tetap tinggi saat bulan puasa. Pada akhirnya, hal itu akan membuat TPK hotel di Jatim meningkat dan bisnis perhotelan lebih bergairah.”

Selain itu, dia menilai merosotnya TPK hotel di Jatim pada Ramadan 2015 merupakan imbas dari tren lesunya TPK sejak triwulan pertama (Januari-Maret) tahun ini, saat diberlakukannya aturan pembatasan rapat di hotel bagi para PNS.

TPK hotel di Jatim sempat kembali menguat pada April, yaitu 55,94% atau naik 2,85% dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut klasifikasinya, TPK tertinggi adalah untuk hotel bintang 4 yaitu sebesar 60,30%.

Hotel Bintang 5
Sementara itu, TPK hotel bintang 5 mencapai 57,02%, hotel bintang 3 55,64%, dan bintang 2 52,16%. Adapun, TPK untuk hotel berbintang 1 di Jatim adalah sebesar 37,41%. Tren positif tersebut, menurut Soleh, berlanjut hingga Mei.

Namun, memasuki periode Ramadan pada Juni, tingkat penghunian kamar hotel di Jatim mendadak turun drastis. “Masuk Juni, TPK hotel di Jatim malah turun lagi sebesar 40%,” jelasnya.

Bagaimanapun, momentum Ramadan berdampak lebih positif bagi para pengusaha restoran di provinsi tersebut. Soleh mengungkapkan rata-rata omzet restoran di Jatim saat bulan puasa 2015 melesat hingga 100%.

Menurutnya, tren yang berkebalikan dengan bisnis perhotelan itu dipicu oleh tingginya permintaan akan kuliner di bulan puasa. “Saat Ramadan, permintaan masyarakat terhadap makanan pasti akan lebih banyak.”

PHRI Jatim sebelumnya sempat mengeluhkan adanya menurunan omzet pengusaha hotel sebesar 30%-50% atau sekitar Rp21 triliun akibat larangan PNS rapat di hotel awal tahun ini. Untuk diketahui, sektor perhotelan menyumbang sekitar Rp400 miliar/tahun bagi kas Jatim.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya