SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisatawan mancanegara (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Jatim tak mendapatkan keuntungan dari pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS.

Madiunpos.com, MALANG — Pelemahan nilai tukar rupiah tak berpengaruh poistif kepada wisata Jatim. Penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) atas rupiah tak membuat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim bertambah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Badan Promosi Pariwisata Jawa Timur Dwi Cahyono mengatakan penguatan dolar AS mestinya berdampak positif bagi masuknya wisman ke Indonesia, terutama Jatim, karena biaya hidup di tempat tujuan wisata menjadi lebih murah bagi mereka. Nyatanya, pelemahan nilai tukar rupiah tak berdampak positif bagi wisata Jatim.

“Namun dari data yang kami peroleh dari teman-teman pelaku industri parawisata, ternyata penguatan dolar AS tidak berkorelasi positif dengan makin bertambahnya wisman yang masuk ke Jatim,” ujarnya di Malang, Kamis (4/9/2015).

Sampai dengan Agustus 2015, kunjungan wisman hanya sekitar 100.000 orang, sedangkan selama setahun biasnya angkanya mencapai 200.000 wisman.

Belum Stabil
Secara tahunan, biasanya mulai September wisman mulai masuk ke Indonesia, termasuk Jatim sampai dengan akhir tahun. Namun sampai sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda wisatawan masuk ke Jatim dalam jumlah besar.

Dia menduga, wisman belum banyak masuk ke Indonesia karena kurs dolar belum stabil. Jika kondisi penguatan dollar AS berlangsung, stabil, maka dampaknya akan signifikan bagi masuknya wisatawan ke Indonesia, termasuk Jatim.

Problem lain, terkait dengan kondisi perekonomian di negara asal wisman juga sedang bermasalah sehingga tingkat kemampuan mereka untuk berlibur juga menjadi berkurang. Wisman yang masuk ke Indonesia terutama dari negara tetangga, seperti dari negara-negara Asia Pasifik.

Hal lain yang menjadi masalah lagi, negara tujuan wisata di Asia Tenggara ada yang menawarkan paket lebih murah dan menarik, yakni Vietnam. Biaya berwisata dinilai wisman lebih menarik dan murah lewat kebijakan yang terintegrasi dari pemerintah. Dengan biaya yang sama wisman bisa tinggal lebih lama di Vietnam daripada di Indonesia.

“Dengan biaya yang sama, wisman bisa tinggal dua kali bila dibandingkan di Indonesia,” ujarnya.

Pembebasan Visa
Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang Herman Maryono menambahkan pemesanan kamar oleh wisman tidak meningkat meski ada penguatan dolar AS.

Secara teori, dengan menguatnya dolar AS serta masuknya libur panjang di Eropa dan lainnya maka wisman akan berdatangan ke Indonesia, termasuk Jatim. Biasanya, mulai September, jumlah wisman yang memesan kamar hotel akan meningkat.

“Tapi sampai saat ini masih belum ada pengaruhnya. Pemesanan kamar oleh wisaman masih sedikit,” ujarnya.

Menurut Dwi, dengan kebijakan pembebasan visa untuk beberapa negara diharapkan akan semakin banyak wisman yang masuk ke Indonesia,termasuk Jatim.

Namun perlu ada insentif lain agar wisman lebih senang ke Indonesia daripada negara tujuan wisata lain dengan meniru negara tujuan wisman yang berhasil mengembangkan diri sehingga  menjadi negara tujuan berlibur yang utama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya