SOLOPOS.COM - Candi Borobudur (JIBI/Solopos/Antara)

Wisata Jateng terus dikembangkan untuk menarik minat wisatawan.

Solopos.com, SOLO — Potensi wisata minat khusus di Jawa Tengah (Jateng) dinilai besar. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus mengembangkan wisata minat khusus untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng, Trenggono, mengungkapkan Jateng telah memiliki neraca satelit pariwisata daerah yang tidak hanya menilai produk domestik regional bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan lainnya,tapi juga bisa digunakan untuk menganalisis potensi pengembangan pariwisata.

“Berdasarkan rekomendasi, pengembangan wisata tidak hanya dilakukan untuk mass tourism tapi juga wisata minat khusus, seperti petualangan, religi, belanja, kuliner, dan lainnya. Jateng dinilai cocok karena sudah memiliki modal, tinggal dikembangkan,” ungkap Trenggono kepada , Jumat (11/11/2016) malam.

Saat ini, kata dia, sport tourism sedang dikembangkan dengan mengadakan acara Tour de Borobudur pada 18-19 November 2016 dengan menawarkan dua paket. Yakni paket satu hari maupun dua hari dengan puncak kegiatan adalah Borobudur Marathon pada 20 November 2016. “Praevent acara tersebut juga diadakan offroad sepekan sebelumnya,” ungkap dia.

Menurut Trenggono, Jateng memiliki sport tourism yang tersebar di berbagai lokasi, seperti rafting di Sungai Serayu dan dragon boat di Cilacap. Dia mengatakan meski saat ini Pemprov Jateng fokus mengembangkan wisata minat khusus, bukan berarti mengesampingkan daya tarik konvensional, seperti wisata budaya, Museum Sangiran, Candi Borobudur, dan Karimun Jawa.

“Kami akan terus meningkatkan tingkat kunjungan dengan memperkuat 4A, yakni atraksi, akses, aktifitas, dan amenitas supaya semakin banyak dan semakin lama wisatawan berada di Jateng. Kami ingin meningkatkan pengalaman wisatawan dengan mengembangkan pariwisata yang ada,” kata dia.

Tenggono menambahkan pengalaman yang akan diberikan ke wisatawan tidak hanya indrawi dan ragawi tapi juga edukasi, melibatkan wisatawan untuk konservasi dan pemberdayaan. Dia mengungkapkan pengembangan wisata minat khusus ini dilakukan dengan menggandeng komunitas.

Dia mengungkapkan hingga September, jumlah wisatawan sebanyak 437.984 orang dan wisnus 21.751.773 orang. Trenggono mengatakan sumbangan wisman paling banyak mengunjungi wisata budaya, yakni 84,24%, wisata alam sebanyak 10,41% sedangkan wisata buatan hanya 5,37%. Realisasi jumlah wisman tahun ini telah mencapai target dan naik sekitar 7.000 orang dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya