SOLOPOS.COM - Candi Borobudur dipadati wisatawan.. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Wisata Jateng butuh perbaikan infrastruktur.

Kanalsemarang.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui potensi pariwisata di wilayahnya tidak tergarap secara optimal karena terganjal infrastruktur buruk dan sarana penunjang tidak memadai. Dia menyebut kendala bagi kemajuan pariwisata adalah pada infrastruktur jalan yang buruk, ketersedian sarana transportasi kurang, hotel, serta kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dan peran pemerintah daerah setempat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu potensi wisata yang menarik di Jateng adalah Candi Borobudur. Ganjar menganjurkan potensi pariwisata perlu dilakukan promosi yang lebih gencar dan menambah event untuk menarik wisatawan datang ke Candi Borobudur, Dieng, dan objek wisata lainnya. “Apalagi tradisi dan budaya masyarakat kawasan Borobudur dan Dieng luar biasa menarik untuk dijual kepada wisatawan,” ujanya dalam keterangan resmi, Rabu (17/6/2015).

Politikus dari PDIP ini memaparkan Candi Borodudur merupakan satu kesatuan terikat dengan lingkungan sosialnya (cultural landscape). Menurutnya, Candi Budha itu menjadi magnet utama dalam membangun kerjasama pariwisata Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang).

Kerja Sama Antarpemda
Situs Candi Borobudur yang berada di tengah tiga daerah tersebut memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Antara lain wisata budaya, kuliner, sejarah, alam, wisata berbasis pedesaan, dan industri kreatif.  Karenanya, perlu ada konsep dan sistem pengelolaan yang lebih terencana untuk mengembangkannya.

Tidak kalah penting adalah peran serta kerja sama antarpemda dan pemprov. “Jika lingkungan tempat wisata bersih dan menarik, sarana penunjang memadai, maka wisatawan akan stay lebih lama, mereka berbelanja banyak, dan pulang berkata dashat,” terang dia.

Gubernur menyebutkan, kunjungan ke Candi Borobudur, Candi Prambanan dan DIY ditargetkan sebanyak 2 juta wisatawan mancanegara pada tahun ini dan 20 juta pada 2019. Untuk itu, perlu membenahi sarana dan prasarana umum, memperbaiki infrastuktur, menyiapkan hotel yang lebih memadai, serta menggandeng berbagai pihak termasuk swasta untuk promosi.

20.000 Kamar Hotel
Pernyataan senada disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Presiden Joko Widodo mencanangkan peningkatan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur dan sekitarnya sebanyak 2 juta orang. Dengan target tersebut, butuh sekitar 20.000 kamar hotel, penambahan sarana penunjang lain, serta pengembangan daerah sekitar Borobudur sebagai penyangga pariwisata yakni Joglosemar.

Demi mewujudkannya, dia meminta masing-masing daerah harus berkomitmen mengembangkan destinasi pariwisata.

Ganjar mengatakan pembangunan dan pengembangan objek pariwisata tidak boleh merusak tapi harus mengedepankan lingkungan. “Terutama kepala daerah baik bupati maupun walikota telah berjanji, kalau akan membangun harus ramah lingkungan dan mempertahankan kawasan agar tetap lestari,” terangnya.

Libatkan Warga
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, Ratu Boko Laily Prihatiningtyas menambahkan berbagai upaya dilakukan supaya masyarakat memahami, mengapresiasi, kemudian mencintai, lalu  menjaga, dan melestarikan warisan budaya termasuk Candi Borobudur.

Pihaknya tidak hanya menggandeng swasta tapi juga melibatkan masyarakat lokal. Dia mengakui pemberdayaan masyarakat sekitar menjadi salah satu tantangan utama.
“Tenaga kerja yang terserap sekarang sekitar 300 orang, sedangkan jumlah pedagang di kawasan Borobudur sekarang sekitar empat ribu,” katanya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jateng Joko Suratno  mengakui ada beberapa infrastruktur menuju lokasi pariwisata yang perlu dibenahi.
Namun demikian, dia mengatakan wisatawan yang berkunjung ke wilayah makin meningkat setiap bulannya. Hal ini tidak lepas dari promosi dari Pemprov Jateng, industri maskapai penerbangan dan masing-masing pemerintah daerah.

“Bulan ini merupakan puncak kunjungan wisatawan sampai liburan sekolah. Terkecuali pada Natal dan Tahun Baru,” terang Joko.

Bergantung 3 Kota
Destinasi wisata Jateng, ujarnya, masih didominasi tiga wilayah antara laiun Solo, Magelang dan Semarang. Menurutnya, para wisatawan domestik dan internasional berkunjung ke wilayah ini melalui Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adi Sucipto Jogja dan Bandara Adi Sumarmo Solo.

Kunjungan wisatawan khusus domestik bisa melalui lewat jalur selatan yakni Bandara Tunggul Wulung-Cilacap. “Dari 35 kabupaten/kota, sudah terbentuk 50-an desa wisata. Artinya, pemda dan pelaku usaha agresif mempromosikan daerahnya,” terangnya.

General Manager PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Semarang I Wayan Supatrayasa menambahkan destinasi wisata di Jateng cukup bagus bilamana pelaku usaha, asosiasi pariwisata, pemerintah daerah dan maskapai penerbangan turut bekerjasama mempromosikan potensi yang ada di wilayah ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya