SOLOPOS.COM - Ratusan orang memadati kawasan Pantai Pulangsawal (Wisatawan sering menyebutnya Pantai Indrayanti), Kecamatan Tepus, saat libur lebaran lalu. Diprediksi, saat libur akhir tahun jumlah pengunjung di kawasan wisata di Gunungkidul melonjak hingga 200.000 orang. Foto diambil Rabu (30/7/2014). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Wisata Gunungkidul yang semula paling diminati di Indrayanti dan Baron, kini berpindah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Jelang akhir tahun, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata masih jauh dari target. Pasalnya dari target Rp22,6 miliar, hingga Rabu (9/11/2016) lalu baru terealisasi Rp18,5 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jika dipresentasekan, capaian PAD kita baru 81,9%,” kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Hary Sukomono, Sabtu (12/11/2016).

Dia menjelaskan, meski nilai PAD masih jauh dari harapan, Disbudpar akan terus berusaha mencapai target tersebut. Libur akhir tahun dan liburan sekolah yang akan datang menjadi senjata utama untuk mencapai target yang dibebankan di awal tahun ini. “Kami akan terus berusaha dan mudah-mudahan hingga tutup buku nanti, targetnya bisa terpenuhi,” kata Hary lagi.

Hal yang sama diutarakan oleh Kepala Disbudpar Gunungkidul Saryanto. Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat PAD wisata masih jauh dari target. Salah satunya di karenakan adanya perubahan tujuan wisata pengunjung dari fokus di gugusan pantai Indrayanti-Baron, beralih ke kawasan timur seperti Pantai Wediombo, Siung atau pun Nglambor.

“Perubahan ini berpengeruh terhadap retribusi yang masuk. Sebab di gugusan pantai di wilayah timur [Wediombo-Siung dkk] tiket masuknya hanya Rp5.000 per orang, sedang di kawasan Baron dan sekitarnya dipungut Rp10.000 per orang,” kata Saryanto.

Dia pun tidak memungkiri, pendapatan yang masih jauh dari target ini juga tidak lepas kebocoran retribusi masuk wisata. Kejadian tangkap tangan petugas pungut beberapa waktu lalu, diakui Saryanto sebagai salah satu pembelajaran yang berharga.

Sebagai buktinya, setelah dilakukan pembinaan dan pengawasan yang lebih rutin ada tren peningkatan yang baik. “Mudah-mudahan ini jadi modal yang bagus sehigga di akhir tahun nanti target yang dibebankan bisa tercapai,” ungkapnya.

Ditambahkan Saryanto, terlepas dari kontoversi tentang kebocoran retribusi, adanya tren penurunan pendapatan sudah mulai terlihat pada saat libur lebaran di pertengahan tahun lalu. saat itu, pendapatan yang diharapkan tidak sesuai target karena adanya jumlah penurunan pengunjung.

“Berdasarkan faktor inilah, kami tidak berani menaikan PAD wisata di dalam perubahan. Padahal saat pembahasan, dewan mengusulkan adanya kenaikan target menjadi Rp25 miliar,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya