SOLOPOS.COM - Seorang warga sedang mencari rumput di sekitar Lembah Ngringrong, atau Lembah Karst Mulo di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Selasa (21/2/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Gunungkidul, jumlah pengunjung di geosite diharapkan merata

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Sebagai upaya salah satu upaya pemerataan kunjungan di sejumlah geosite. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Tim Geopark Gunungkidul akan mengembangkan daerah penyangga di luar 13 geosite yang ada.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Membludaknya kunjungan wisata yang hanya terkonsentrasi di Gua Pindul dan Gunung Api Purba Nglanggeran, membuat General Manager Geopark, Budi Martono putar otak. Pihaknya ingin ada pemerataan kunjungan di 11 geosite lainnya, sehingga akan mendorongan pengembangan kawasan sekitar geosite.

Target utama yang akan dilakukan pengembangan di kawasan utara, seperti di wilayah Kecamatan Gedangsari yang terdapat sejumlah titik wisata yakni Green Village; Desa Mertelu; dan Embung Batara Sriten.

“Tidak akan menambah geosite, tetapi mengembangkan dengan konsep pengembangan geosite. Yakni dengan mengedepankan unsur pendidikan, dan budaya,” kata dia kepada wartawan, Selasa (21/2/2017).

Selain di kawasan utara, pengembangan juga akan dilakukan di geosite Lembah Ngingrong atau Lembah Karst Mulo di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari. Berdekatan dengan Lembah Ngingrong dibangun Stone Garden yang memajang jenis-jenis batuan sebagai sarana edukasi sekaligus tempat istirahat bagi para wisatawan.

Khusus di Stone Garden, pengembangan nantinya dilakukan dengan menambah jumlah batu. Setiap batu akan ada tiga jenis ukuran mulai kecil, Sedang dan besar.

“Untuk saat ini masih tahap pertama, nanti akan terus dikembangkan. Akan ada kuliner, penjual souvenir, dan museum batu,”jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Parisiwata Harry Sukmono menyebut pengembangan Stone Garden telah menghabiskan Rp2,885 miliar. Masing-masing merupakan anggaran dari Kementrian Pariwisata sebesar Rp 2 milyar, dan Rp 885 juta dari dana keistimewaan.

Selanjutnya pengembangan tahap kedua di Stone Garden akan dilakukan mulai tahun ini. Anggaran pengembangan dari APBD Gunungkidul sebesar Rp500 juta untuk landscape, dan pengembangan di dalam area Stone Garden sebesar Rp200 juta.

Sedangkan dari Dinas Pariwisata DIY akan ada anggaran sebanyak Rp1 milyar yang akan digunakan untuk pembuatan jalur pedestarian dan pengembangan luar.

“Kedepan akan dikembangkan, melengkapi jenis batuan dan melengkapi sarana pendukung. Ini terus berproses, kedepan akan ada informasi mengenai geopark,”katanya.

Selain berasal dari Gunungkidul batu yang berada di Stone Garden akan dilengkapi dari Pacitan dan Wonogiri sebagai gugusan karst Gunungsewu. Penambahan itu demi memperkuat keberadaan Geopark Gunungsewu yang diusung pemerintah di tiga kabupaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya