SOLOPOS.COM - Siswa SD IT Lukman Al-Hakim Jogja berwisata dan belajar di jam matahari Baron Technopark. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Gunungkidul di Baron Technopark bisa sambil belajar jam matahari

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-– Jam Matahari menjadi salah satu bagian dari media pembelajaran yang terletak di Kawasan Wisata Edukasi Baron Technopark, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul.
Jam matahari tersebut rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang datang berkunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pengunjung, Najwa murid kelas enam SD IT Lukman Al-Hakim Jogjakarta, mengungkapkan cukup senang mendapat banyak pembelajaran saat berkunjung ke Baron Technopark, salah satunya melalui media belajar Jam Matahari.

Menurutnya, jam matahari tersebut bermanfaat dan menjadi media pembelajaran yang baru ia dapatkan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dengan jam matahari tersebut, kita dapat membaca waktu dengan cara yang berbeda. Selain itu di Baron Technopark ini kita dapat belajar tentang sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,” kata dia, Kamis (17/3/2016).

Sementara itu, Ridwan Budi prasetyo, Kepala Sub bidang pengelolaan Baron Technopark mengungkapkan bahwa jam matahari memang menjadi salah satu media pembelajaran yang unik dan menarik perhatian pengunjung.

Ia menjelaskan, Jam matahari digunakan sebagai pembelajaran bagi siswa maupun pengunjung yang datang. Jam tersebut digunakan sebagai alat penanda waktu dengan mengandalkan jarum jam raksasa yang menjulang menantang cahaya matahari dan menghasilkan bayangan.

Pada prinsipnya, cara kerja jam matahari tersebut sama dengan jam matahari di mananpun, namun ia mengatakan bahwa jam matahari yang berada di Baron technopark tersebut memiliki keunggulan tersendiri.

“Pemanfaatannya memang sama, namun bedanya disini penempatannya berada di lokasi yang memiliki pemandangan yang bagus, yakni menghadap ke laut bebas,” kata dia.

Lokasi Jam matahari tersebut berada di tempat paling tinggi di kawasan Baron Technopark. Sehingga untuk menuju kesana harus melalui jalan setapak yang menanjak. Diharapkan dengan posisi tersebut, jam non digital tersebut dapat menangkap pancaran langsung sinar matahari.

Ridwan melanjutkan, cara kerja dan cara membaca jam matahari tersebut sangatlah mudah. Jam matahari juga dilengkapi dengan angka romawi dimana angka romawi tersebut berfungsi sebagai petunjuk waktu saat pancaran sinar matahari jatuh kemudian membentuk bayang-bayang.

Setelah dibukanya penerimaan kunjungan sejak awal 2016 lalu, pengunjung yang datang semakin mengalami peningkatan. Hampir setiap minggu selalu datang tamu dari berbagai kalangan. Tak hanya pelajar, namun juga wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Dari Januari selalu ramai kunjungan, tercatat sudah 1.000 pengunjung yang datang. Padahal target kami 5.000. Mudah-mudahan terus meningkat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya