SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wisata Gunungkidul dimeriahkan dengan pusat rekreasi terpadu.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pemerintah Desa (Pemdes) Baleharjo, Wonosari akan membangun sebuah pusat rekreasi terpadu, di atas tanah kas desa seluas 8 hektare. Pusat rekreasi ini disebut sebagai lokasi wisata alternatif untuk memecah padatnya wisatawan di kawasan pantai dan Pindul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Baleharjo, Wonosari, Agus Setiawan menerangkan bahwa pusat rekreasi terpadu ini dibangun sebagai bentuk dukungan Pemdes terhadap program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Saat sekarang ini semua wisata di Gunungkidul berbasis alam, sehingga kami mendukungnya dengan wisata buatan, untuk masuk juga dalam paket wisata Gunungkidul,” ujarnya, Jumat (16/10/2015).

Wisatawan biasanya hanya sehari berada di Gunungkidul, keberadaan pusat rekreasi terpadu ini dimaksudkan untuk memberikan pengaruh kepada sejumlah hotel dan penginapan, agar wisatawan yang datang ke Gunungkidul juga mau lebih lama tinggal di Gunungkidul.

Pemdes juga optimis, bahwa rencana pembangunan pusat rekreasi terpadu ini, nantinya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 700 hingga 800 orang. Sehingga azas pemberdayaan masyarakat dari kegiatan pariwisata bisa terpenuhi. Selain kontribusi Rp100 juta per tahun ke kas desa.8

Lokasi wisata yang dibangun dengan konsep sewa pakai oleh pihak ketiga ini, sedang menunggu legalitas dan izin dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Karena dibangun di atas tanah kas desa, kita ingin meminta izin apakah bisa dikelola pihak ketiga. Meski demikian, setelah 20 tahun berjalan, nantinya pusat rekreasi ini menjadi milik Pemdes, kecuali apabila Pemdes tak sanggup mengelola dan ada perpanjangan kontrak,” ungkapnya.

Dengan mengakomodasi konsep sejumlah tempat wisata di Indonesia seperti Floating market di Lembang, Taman Air Lampung, Jatim Park, Taman Pintar Jogja, pusat rekreasi ini nantinya ditargetkan selesai dibangun pada 2017.

Dari Pemkab, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) mendukung adanya rencana pembangunan pusat rekreasi terpadu ini.

Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono menuturkan bahwa rencana pembangunan lokasi itu bisa menjadi bentuk diversifikasi dan destinasi wisata baru Gunungkidul.

Meski demikian, selain dari sisi pariwisata, harus dilihat pula apakah pembangunan sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Gunungkidul.

Bukan hanya itu, diharapkan efek dari pembangunan lokasi wisata bisa memberikan efek domino bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.

“Posisi kita [Disbudpar] sebagai pembina kegiatan wisata untuk proses penerbitan Tanda Daftar Usaha Pariwisata,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya