SOLOPOS.COM - Warga memanfaatkan salah satu wahana permainan di taman edukasi kompleks TPA Winong, Boyolali, Rabu (3/1/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Wisata Boyolali, sebuah taman edukasi berdiri di dekat TPA Winong.

Solopos.com, BOYOLALI — Tempat pengeloaan sampah akhir (TPA) identik dengan tempat yang kotor, bau, dan kumuh. Tidak dimungkiri hal itu memang benar adanya karena TPA tersebut merupakan tempat pembuangan akhir sampah dari masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti terlihat di TPA Boyolali yang berada di Desa Winong, Kecamatan Boyolali Kota, tumpukan sampah menggunung di zona aktif atau di lokasi untuk menuangkan sampah. Bau tak sedap merebak di sekitar lokasi itu dan yang pasti lalat berkerumun di setiap permukaan sampah. Kondisi inilah yang mungkin menyebabkan masyarakat enggan berada di lingkungan TPA jika tidak punya kepentingan.

Namun Pemkab Boyolali punya cara agar TPA menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi masyarakat, salah satunya dengan membangun taman edukasi.

Sejak 2017, TPA Winong telah dilengkapi dengan tempat rekreasi sederhana berupa taman yang berada di lingkungan TPA, meski tidak berbatasan langsung dengan zona pembuangan sampah.

Taman di area sekitar 700 meter persegi ini cukup rimbun dengan permukaan tanah yang ditumbuhi rumput jepang. Di taman itu ada jalan bertabur batu putih yang menambah keasrian. Tempat itu juga dilengkapi wahana permainan anak seperti ayunan, kuda-kudaan, dan kolam. Di salah satu sudut juga terdapat gazebo untuk duduk-duduk santai pengunjung.

Kepala UPT TPA Winong Suwarno, mengatakan pembangunan taman di TPA memang dilakukan untuk mengubah imej di masyarakat bahwa TPA tidak punya lokasi yang nyaman dikunjungi.

“Dengan adanya taman ini kan setidaknya ada tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Mereka mungkin tidak berniat akan mengunjungi tumpukan sampahnya, tetapi sekadar bersantai di sini,” ujarnya saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (3/1/2018).

Ternyata, lanjut dia, respons masyarakat juga cukup baik. Banyak warga sekitar dan bahkan warga luar kota yang datang ke TPA untuk sekadar bermain atau bersantai. “Biasanya mereka datang sore hari. Kalau hari Minggu atau hari libur lebih banyak yang datang,” kata dia.

Dari segi edukasi, lokasi tersebut juga dilengkapi workshop pengolahan sampah. Workshop yang berada tak jauh dari taman tersebut menyajikan aktivitas pekerja dalam pemilahan, pengomposan/pencacahan, penyaringan, pengepresan residu, dan pengepakan hasil kompos.

Diharapkan, masyarakat bisa mengetahui proses pengolahan sampah yang selama ini tidak diketahuinya secara langsung. Tahun ini, workshop yang masih terlihat ala kadarnya itu akan ditingkatkan kualitasnya, baik dari penampilan maupun fasilitasnya.

“Tahun 2018 ini anggaran APBD sudah disetujui untuk rehab tempat workshop agar lebih bagus. Nanti ada gedung pertemuan yang dilengkapi media layar proyektor untuk pemaparan singkat TPA Winong ini,” kata dia.

Salah satu pengunjung taman di TPA Winong, Mujiono, 45, mengaku sangat senang dengan adanya taman edukasi di TPA tersebut. Menurutnya, selain memberikan hiburan murah, TPA juga bisa menjadi sarana belajar anaknya tentang pengelolaan sampah. “Sambil momong, anak bisa bermain sambil belajar,” ujarnya.

Di sisi lain, meski tampak indah, di sekitar taman masih tercium bau sampah. Namun bagi Mujiono hal itu bisa dimakluminya. “Ya namanya TPA pasti bau. Tapi paling tidak lokasi taman cukup bersih,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya