SOLOPOS.COM - Menara bambu Alam Sutra di Dusun Pojok, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali. (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Wisata Boyolali, menara “Eiffel” yang ada di Samiran Selo menarik perhatian pengunjung.

Solopos.com, BOYOLALI — Lereng gunung Merapi dan Merbabu menyajikan pemandangan indah. Puncak dua gunung yang dari kejauhan terlihat bersebelahan ini menjulang tinggi dibalut hamparan pepohonan rimbun dan lahan pertanian sayuran nan hijau.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Anugerah Tuhan tersebut dimanfaatkan Paguyuban Muda-Mudi Dukuh Pojok (Pamipo) di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali untuk “menjual” kekayaan alam sebagai objek wisata dengan suguhan utama pemandangan alam.

Pada Desember 2016, Pamipo berinisiatif membuat teras di ladang salah satu warga. Teras ini dibuat dengan bahan bambu yang dirangkai tepat di bibir tebing. Lokasi wisata yang kemudian dinamai Alam Sutra ini cukup menarik karena berlatar belakang gunung Bibi (Merapi tua). Bahkan Alam Sutra kini menjadi salah satu magnet pengunjung untuk berswafoto.

Maraknya penggunaan media sosial (medsos) membuat keindahan lokasi ini menyebar dengan cepat dan kian dikenal ke luar daerah hingga mengundang rasa penasaran untuk mengunjunginya. Apalagi dengan tiket masuk senilai Rp5.000 per orang per motor, pengunjung sudah dapat mengeksplorasi pemandangan alam di sekelingnya.

Salah satu pengelola Alam Sutra, Mujiyanto, 30 mengatakan, setelah melihat perkembangan jumlah pengunjung yang kian banyak, setahun kemudian Pamipo membuat satu lagi wahana di lokasi yang sama, yakni menara pandang setinggi sekitar 15 meter.

Menara dengan diameter bawah 9x6m ini dibuat dengan tiang bambu yang dipadu dengan kayu. Menara dengan tiga lantai mirip Menara Eiffel di Paris, Prancis, ini punya tiga lantai dengan ketinggian pada lantai terakhir sekitar 13 meter.

Menara bambu Alam Sutra di Dusun Pojok, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali. (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Menara bambu Alam Sutra di Dusun Pojok, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali. (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Dari puncak menara bambu ini pengunjung dapat menikmari pemandangan alam di sekelilingnya, mulai dari puncak Merapi-Merbabu hingga ladang pertanian yang luas.

“Jika beruntung pengunjung juga dapat menyaksikan burung Elang Jawa terbang bebas di angkasa serta sekawanan kera liar di tebing daerah aliran sungai [DAS] kering Merapi,” ujarnya saat berbincang dengan di menara, kamis (18/5/2017).

Sementara itu, menara Alam Sutra ini berjarak sekitar 15 km dari kota Boyolali. Akses untuk menjangkau lokasi ini juga cukup mudah. Wisatawan dari arah Boyolali dapat menyusuri jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) hingga kawasan Pasar Selo. Jalur ini sekarang sudah mulus, meskipun ada sepenggal jalan yang sedang diperbaiki.

Dari Pasar Selo ke lokasi hanya berjarak sekitar 1 km dengan mengambil arah selatan via Dusun Blumbangsari, Desa Samiran. Sayangnya wisatawan yang menggunakan mobil hanya bisa sampai di petilasan Ki Ageng Kebo Kanigoro karena rute selanjutnya hanya bisa dijangkau dengan sepeda motor berjarak sekitar 500 meter.

Salah satu pengunjung asal Boyolali, Anto, 24 mengaku sangat terkesan dengan pemandangan di sekitar menara. “Saya tahu Alam Sutra ini dari teman katanya pemandangannya bagus dari puncak menara. Setelah saya coba ke seini ternyata memang benar, sangat mengagumkan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya