SOLOPOS.COM - Sejumlah remaja berfoto diri (selfie) di gardu pandang yang ada di Bukit Gancik lereng Gunung Merbabu tepatnya di Dusun Selo Nduwur, Desa Selo, Kecamatan Selo, Selasa (14/6/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Wisata Boyolali kali ini melihat keindahan dari puncak bukit di Selo.

Solopos.com, BOYOLALI–Indah Cahyaning Utami, 17, warga Kenteng, Desa Sidomulyo, Ampel, asyik memainkan ponselnya bersama tiga teman sebayanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di atas sebuah gardu pandang berbahan bambu setinggi 9 meter, mereka berkali-kali berswafoto (selfie). Kamera yang dipasang pada sebuah tongsis, dibidikkan pada sudut pandang yang dianggap terbaik. Dia mencari latar belakang Gunung Merapi. Sayangnya, Selasa (14/6/2016) pagi, cuaca kurang bersahabat. Kabut singgah di lereng Merbabu sehingga menghalangi pandangannya ke arah Merapi.

Hingga siang, kabut tak juga enyah. Namun, dia bersama teman-temannya tetap saja mengabadikan pemandangan-pemandangan eksotis dari Bukit Gancik, yang ada di Dusun Selo Nduwur, Desa Selo, Kecamatan Selo. Bukit ini berada di ketinggian 1.850 mdpl lereng Merbabu.

Dari jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB), pengunjung bisa mengambil rute lewat kampung Selo Tengah dan Selo Nduwur. Jalur menuju bukit cukup memacu adrenalin karena hanya ada jalan setapak, menanjak, dan kanan kirinya adalah perkebunan sayur milik warga. “Pemandangan hijau perkebunan sayur sangat luar biasa. Ini yang membedakan dengan tempat wisata lain di Boyolali,” kata Indah.

?Belakangan, Bukit Gancik yang tepat menghadap Merapi menjadi tempat favorit wisatawan lokal yang berkunjung ke kawasan Selo. “Satu bulan lalu warga membangun satu gardu pandang dan dua gazebo di bukit ini. Gardu ini sekarang menjadi buruan penggila selfie,” kata penggiat wisata Desa Selo, Ardi Asmara, saat ditemui Solopos.com, Selasa.

Warga Selo merintis agar Bukit Gancik bisa menjadi destinasi pendukung agrowisata yang ada di kawasan tersebut. Ide ini bermula dari penetapan Desa Selo sebagai Desa Berdikari oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Warga khususnya kelompok sadar wisata (pokdarwis) kemudian menggali setiap potensi yang ada di desa salah satunya Bukit Gancik.

Dari gardu pandang di Bukit Gancik, pengunjung bisa menikmati indahnya matahari saat muncul dari balik Gunung Lawu di Karanganyar. “Di sini bisa melihat pemandangan segitiga emas, Lawu-Merapi-Merbabu. Keindahan Lawu dikejauhan juga terlihat dari sini.”

Pada Bulan Puasa, Bukit Gancik mulai ramai dikunjungi warga sejak lepas Sahur. Pada malam hari, keindahan alam dari bukit itu tak kalah menarik. “Seperti lintang terbalik. Solo kelihatan semua. Gebyar sinar lampu dari daratan menyerupai bayangan bulan purnama,” ujar warga setempat, Joko Purnomo.

Nama Gancik diambil dari sejarah Kyai Syarif yang tinggal di Merbabu pada tahun sebelum kemerdekaan. Jalur di bukit itu konon sering menjadi jalur naik turunnya Kyai Syarif dari Merbabu ke Pasar Selo. “Di sini dulu tempat gawe mancik [untuk pijakan] kyai. Gawe mancik saat kyai memandang alam sekitar dan gae becik. Dari makna ini kami berharap Selo menjadi desa yang berkembang,” kata Ardi.

Warga akan menata bukit itu menjadi lebih eksotis. Perkebunan sayur yang mengelilingi bukit akan dikemas menjadi kawasan agrowisata. Pokdarwis Desa Selo telah membentuk kelompok kerja mulai dari pokja sarana prasarana, pramuwisata, dan pemasaran untuk mengembangkan wisata di kawasan Selo Nduwur. “Warga tidak hanya berdaya di bidang pertanian tetapi juga pariwisata.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya