SOLOPOS.COM - Situasi daya tarik wisata Kota Batu (kampunglumbung.com)

Wisata Batu berkembang tanpa dukungan data yang akurat dan memadai.

Madiunpos.com, BATU — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kota Batu, Jawa Timur mengaku kesulitan mengakses data wisatawan yang datang ke objek wisata, hotel, penginapan, dan rumah makan di wilayah itu. Ketiadaan regulasi ataupun sanksi membuat data wisata Batu sulit didapat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sekretaris Dispartabud Kota Batu Khomarudin mengatakan kesulitan pengumpulan data wisata Batu itu pada umumnya dipicu keengganan atau kemalasan para pengelola untuk mengirimkan data maupun laporan kepada pemerintah. “Karena itu, Dispartabud telah berkirim surat kepada para pengelola termasuk berulang kali melakukan kunjungan namun alasannya masih sama, yakni belum selesai melakukan rekapitulasi,” kata Khomarudin, Senin (2/2/2015).

Menurutnya, sektor objek wisata Batu misalnya selama 2014 baru tercatat 1.112.661 orang atau 20% data pengunjung yang masuk ke Dispartabud dari 22 objek wisata yang ada. Sementara dari 61 hotel baru tercatat 238.943 orang atau 40% data yang masuk, dan dari 25 rumah makan baru 69.122 orang atau 10%. Objek wisata seperti Jawa Timur (Jatim) Park baru menyerahkan data periode Januari-Juni 2014 dengan jumlah 73.029 orang.

Museum Angkut dari April-Oktober 2014 tercatat 60.344 orang dan dari jumlah itu hanya jumlah wisatawan nusantara saja. Demikian juga dengan Selecta, data yang masuk baru Januari-Juni 2014. “Rumah Makan Mesir dan Ria Djenaka belum menyerahkan data pengunjung. Sedangkan Joglo Dau periode Januari-Juni tercatat 43.657 orang,” jelas dia.

Sementara itu, Hotel Santoso belum menyerahkan data tamu hotel. Hal yang sama juga dilakukan oleh hotel-hotel berbintang lainnya, seperti Purnama, Klub Bunga maupun Jambuluwuk.

Tanpa Regulasi
Belum adanya regulasi yang dilengkapi ancaman sanksi terhadap pengelola disinyalir menjadi kendala. Padahal sejak awal mereka sudah diimbau supaya rutin menyetor data ke Dispartabud. “Akibatnya Pemkot Batu tidak dapat memastikan berapa besar kunjungan wisatawan sepanjang 2014.?Kami sudah bekerja sesuai dengan rambu yang ada, masalahnya bukan ada di dinas melainkan pengelola wisata,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono, mengatakan Dewan menyesalkan para pengelola yang belum menyerahkan rekapitulasi padahal data tersebut dinilai cukup penting untuk menentukan kebijakan. Kebijakan tersebut antara lain terkait pembangunan infrastruktur maupun kebijakan lain yang berhubungan dengan data tersebut. Untuk itu pihaknya meminta agar Dispartabud lebih tegas.

“Setidaknya memberikan sanksi tegas. Kalau perlu kami akan membuat peraturan daerah (perda) tentang wajib penyetoran data,” tambah dia.

Anggota Komisi C DPRD Kota Batu, Deddy Irfan Alwani, mengatakan jika melihat kondisi sulitnya pengumpulan data wisata Batu tersebut perlu dibuat sistem online. Sehingga jumlah kunjungan wisata di wilayah nan sejuk itu dapat segera diketahui. “Sistem online seperti cukup tepat untuk mendapatkan data terkait jumlah kunjungan,” sebutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya