SOLOPOS.COM - Sejumlah anak-anak bermain air di kolam renang di objek wisata alam Gunung Pegat di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu pada Lebaran hari kedua, Jumat (14/5/2021). (Istimewa/Bambang Winarno)

Solopos.com, SUKOHARJO — Setelah sempat ditutup hampir dua bulan ini, kawasan wisata alam Gunung Pegat di Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mulai dibuka.

Meski demikian, kawasan wisata tersebut dibuka secara terbatas seiring masih diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Baru dibuka tipis-tipis. Pengunjung hanya warga Karangasem dan sekitarnya saja,” kata Kades Karangasem, Bambang Minarno ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (20/8/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Status PPKM Sudah Turun Level 3, Kendal Emoh Buru-Buru Gelar PTM

Bambang tak memungkiri selama diberlakukannya PPKM Darurat dan kini menjadi Level 4 banyak pengunjung yang tetap berdatangan ke kawasan Gunung Pegat. Mereka tetap datang meski kawasan wisata alam ini ditutup. Beberapa pengunjung bahkan nekat menerobos portal dan memasuki kawasan wisata Gunung Pegat. Para wisatawan ini ingin menikmati pesona alam kawasan Gunung Pegat.

Mempertimbangkan kondisi ini, pengelola mulai membuka kembali kawasan wisata Gunung Pegat sejak awal pekan lalu. Tentunya kawasan wisata dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dimana pengunjung diwajibkan menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun. Pengunjung pun dibatasi hanya 25 persen dari kapasitas yang ada.

“Setiap pengunjung kita cek ketat seperti cek suhu tubuh dan menyediakan sarana prasana cuci tangan. Kalaupun ada yang menggunakan masker tidak sempurna juga diingatkan. Apalagi kalau berkerumun langsung kita bubarkan,” tuturnya.

Bambang berharap dibukanya kawasan wisata alam Gunung Pegat kembali menggairahkan perekonomian warga setempat. Sebab selama ditutup, aktivitas ekonomi warga menjadi terdampak. Warga banyak bergantung dari operasional kawasan wisata Gunung Pegat. Mereka mengadu nasib menjadi pedagang hingga juru parkir. Namun sejak ditutup mereka kehilangan pekerjaannya. Tak hanya itu, potensi pendapatan desa juga hilang dengan nilai mencapai Rp60 juta.

“Desa Karangasem itu punya potensi wisata Gunung Pegat yang sudah dikelola oleh BUMDes. Selama ini potensi wisata yang ada di sana sudah bagus sekali dan menghasilkan PAD bagi desa. Tapi selama Juni-Agustus ini tutup dan kehilangan potensi hingga Rp60 juta,” katanya.

Baca Juga: Menikmati Sate Maranggi Bisa Sambil Melihat Suasana Malioboro

Padahal jika berkaca pada kalender wisata, bulan Juni-Desember itu adalah sumber pendapatan. Dalam kurun waktu itu adalah musim kemarau sehingga banyak sekali pengunjung datang ke Gunung Pegat. Dikatakannya banyak masyarakat Karangasem yang mendapatkan dampak positif dari wisata ini.

Dimana ada yang jualan makanan dan minuman, sewa tikar, parkir. Karena itu, dia berharap pandemi ini segera berlalu dan masyarakat bisa beaktivitas kembali seperti semula dan ekonomi bisa bangkit serta berjalan sebagaimana mestinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya