SOLOPOS.COM - Wisatawan menikmati keindahan laut selatan dari sebuah puncak di Desa Wisata Surocolo Kecamatan Pundong Bantul. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Desa wisata Surocolo, di Kecamatan Pundong, kaya akan wisata alam dan sejarah. Di ujung desa ini, wisatawan dapat menyaksikan hamparan samudra hindia dan keindahan pantai selatan. Berikut kisah yang dihimpun wartawan Harianjogja.com, Bhekti Suryani.

Keindahan laut selatan Bantul umumnya dinikmati bila wisatawan singgah ke sejumlah pantai seperti Parangtritis, Depok. Tidak banyak yang tahu, keindahan Samudra Hindia itu bisa disaksikan dari puncak Desa Surocolo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, mata wisatawan dapat menikmati Matahari tenggelam di laut selatan.

Desa wisata Surocolo secara administratif terletak di Seloharjo. Desa wisata ini baru diresmikan pada 2013.

Kendati baru, sejumlah objek wisata alam dapat dinikmati di sini. Selain pemandangan Samudra Hindia yang dapat disaksikan di ketinggian, wisatawan juga dapat merasakan wisata khusus seperti panjat tebing, outbond serta berbagai situs sejarah.

Ada 18 gua Jepang yang ada di puncak Desa Surocolo yang berdekatan dengan bukit khayangan. Sebutan untuk sebuah puncak yang jadi tempat untuk melihat keindahan pantai selatan. Lokasi ini hanya berjarak sekitar dua kilometer dari permukiman warga atau sentra desa wisata.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Surocolo Rutijo mengungkapkan selain gua Jepang, yang merupakan situs sejarah zaman perjuangan kemerdekaan, ada lima gua lainnya yang dapat dikunjungi wisatawan.

Yakni Gua Sunan Mas, Terawang, Panek, Lowo dan Siluman. Konon, kelima gua itu terkait dengan Raja Kasunanan Surakarta Amangkurat III yang memerintah pada 1703-1705.

“Terutama Gua Sunan Mas, menjadi tempat persembunyian Amangkurat III saat berselisih dengan keluarga,” ungkapnya saat ditemui Harian Jogja di Surocolo, Minggu (28/9/2014).

Bagi wisatawan yang hendak menginap, Pokdarwis juga menyiapkan homestay menggunakan rumah-rumah warga.

“Kebanyakan yang berkunjung wisatawan yang hendak outbond. Meski bawa puluhan orang untuk outbond, bayarnya hanya Rp100.000,” papar Rutijo.

Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, Pokdarwis Surocolo bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (Stipram) Jogja. Sejak sebulan terakhir, sebanyak 11 orang mahasiswa perguruan tinggi ini turut mengembangkan desa wisata Surocolo.

Kemarin, kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) Stipram itu ditutup dengan acara One Day Tour Desa Wisata Surocolo.

“Kami [KKN Stipram] membuat blog untuk promosi, melakukan berbagai penyuluhan kepada pengelola wisata dan membantu berbagai macam bentuk promosi lainnya,” kata Febby Rio Pratama, salah satu mahasiswa KKN, yang juga Ketua Panitia One Day Tour Desa Wisata Surocolo.

Dalam tur sehari itu, wisatawan dan para mahasiswa menjelajahi objek wisata di Surocolo. Mulai dari menyusuri gua Jepang dan ditutup dengan menikmati Matahari terbenam di puncak khayangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya