Jakarta–Wimar Witoelar tiba-tiba muncul dalam konferensi pers Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Wimar menjadi moderator dalam konferensi pers tersebut karena diminta Sri Mulyani. Wimar mengaku gemes Menkeu itu diperlakukan tidak adil.
“Saya gemes Sri Mulyani diperlakukan unfair. Saya kenal secara pribadi, murni, saya harus berbuat sesuatu,” kata Wimar usai konferensi pers di gedung, Depkeu, Minggu (13/12).
Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran
Dalam jumpa pers, Sri Mulyani membantah melakukan percakapan dengan mantan Komisaris Bank Century Robert Tantular seperti yang ditudingkan oleh anggota Pansus Hak Angket Century Bambang Soesatyo. Pernyataan Sri Mulyani yang berbunyi ‘ya Robert’ bukan berarti dia sedang berbicara dengan Robert Tantular, tapi merujuk bahwa rapat membahas soal kasus Robert.
Wimar menilai ada konspirasi dalam gerakan yang menyudutkan Sri Mulyani. Kepentingan kelompok ini berdasarkan uang. “Yang melawan Sri Mulyani berdasar uang dan konspirasi banyak,” kata Wimar.
Wimar berpendapat tuduhan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Robert Tantular berlangsung selama 4,5 jam dalam rapat KSSK sangat menggelikan.
Faktanya di dalam rapat KSSK, tidak ada Robert Tantular. Wimar juga jelas-jelas menegaskan dalam logika umum tidak mungkin jika orang akan melakukan kejahatan tetapi prosesnya direkam. “Kalau saya berpandangan sebagai orang luar itu semua agak lucu,” kata Wimar.
Ia menjelaskan, suara yang dikira Bambang sebagai suara Robert adalah suara Marsilam Simanjuntak. “Itu Marsilam Simanjuntak,” katanya.
Wimar juga mengkritik para pakar komunikasi politik yang justru memperkeruh suasana terkait polemik rekaman rapat KSSK.
dtc/tya