SOLOPOS.COM - Pelatih PSS, Widiyantoro (HARIAN JOGJA/MG NOVIARIZAL FERNANDEZ)

Pelatih PSS, Widiyantoro (HARIAN JOGJA/MG NOVIARIZAL FERNANDEZ)

SLEMAN—Pelatih PSS Sleman Widiyantoro mengungkapkan pemahaman fair play wajib dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari sisi pelatih dan pemain. Protes yang dilancarkan saat melawan Persis Solo merupakan bentuk tanggung jawab terhadap tim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya mengucapkan terima kasih atas kritikan yang diberikan kepada saya saat di Solo tapi yang harus diingat, pemahaman terhadap fair play itu juga harus ditegakkan perangkat pertandingan, termasuk wasit,” ujarnya saat menghubungi Harian Jogja, Selasa (24/1) siang.

Protes yang dia lakukan bukannya tanpa sebab. Dalam pertandingan, wasit sering mengeluarkan keputusan yang merugikan PSS. “Masak masih jarak lima meter sudah angkat bendera offside? Belum lagi senggol sedikit sudah ditiup pelanggaran, lalu handball tapi tidak ditiup,” kata dia.

Mantan pelatih PPSM Magelang itu sebelumnya mengaku sudah menghubungi perangkat pertandingan untuk meminta maaf atas protes keras yang dia lancarkan. Saat itu, wasit juga meminta maaf karena apa yang terjadi di luar pantauannya.

Manajer PSS Rumadi mewanti-wanti jika penyelenggara kompetisi masih membiarkan wasit bertindak tidak adil dalam pertandingan, bisa saja cita-cita untuk memperbaiki sepak bola Indonesia akan gagal. “Lama-lama bisa jadi seperti dulu saat dikelola PT Liga Indonesia,” ungkap dia.(Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya