SOLOPOS.COM - Ilustrasi terapi plasma konvalesen. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan metode terapi plasma konvalesen diterapkan bagi pasien Covid-19. Ternyata hal ini ada penjelasan medisnya.

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (7/12/2021), WHO menyebut, pengobatan Covid-19 menggunakan plasma yang diambil dari darah pasien Covid-19 yang telah pulih tidak boleh diberikan kepada orang dengan penyakit ringan atau sedang. Rekomendasi terbaru ini berdasarkan pada bukti dari 16 uji coba yang melibatkan 16.236 pasien dengan infeksi Covid-19 yang ringan, parah, dan kritis, di mana penelitian menunjukkan tidak ada peningkatan manfaat pada pasien yang menerima perawatan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain WHO, National Institute of Health (NIH) pada Agustus 2021 mengatakan bahwa plasma konvalesen tidak membantu pasien dalam penelitian terhadap lebih dari 500 pasien Covid-19 dewasa di University of Pittsburgh.

Baca Juga: Squid Game Jadi Nomine untuk 3 Kategori di Critics Choice Awards

Pihak NIH juga mengungkapkan bahwa uji coba itu dihentikan pada Februari 2021 karena kurang efektif. Dalam sebuah penelitian, The New England Journal of Medicine juga menemukan, bahwa plasma konvalesen tidak mencegah perkembangan penyakit pada pasien rawat jalan yang berisiko tinggi, bila diberikan satu pekan setelah timbulnya gejala.

“Tidak ada manfaat yang jelas untuk hasil kritis seperti kematian dan ventilasi mekanis untuk pasien dengan penyakit ringan, parah, atau kritis. Dan kebutuhan sumber daya yang signifikan dalam hal biaya dan waktu untuk pemberian,” tulis pedoman WHO, Selasa (7/12/2021).

Sekadar informasi, terapi plasma konvalesen merupakan prosedur di mana plasma darah orang yang sudah pulih dari Covid-19 diberikan pada pasien yang tengah berperang melawan virus corona tersebut dengan harapan antibodi dari pasien pulih itu bisa membantu melawan infeksi. Selain itu, penelitian juga mengungkapkan prosedur tersebut menghadapi tantangan praktis, mulai dari menemukan dan menguji donor, mengumpulkan, serta menyimpan, serta mengangkut plasma.

Baca Juga: Terkuak! 2 Jenis Vaksin Ini Paling Ampuh untuk Dosis Ketiga

Itu juga tidak meningkatkan hasil klinis pada pasien rawat inap di akhir perjalanan penyakit mereka. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa plasma konvalesen memang mengurangi perkembangan penyakit pada orang dewasa yang lebih tua, jika diberikan dalam waktu 72 jam seusai timbulnya gejala. Panel ahli internasional juga membuat rekomendasi kuat terkait penggunaan plasma konvalesen pada pasien Covid-19 dengan penyakit tidak parah, lanjut WHO. Para ahli menyarankan agar terapi plasma tidak digunakan pada pasien dengan penyakit parah dan kritis, kecuali dalam konteks uji coba terkontrol secara acak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya